Market

Jadi Korban Delay, Sekum PP Muhammadiyah: Lion Air ‘Pemilik’ Hampir Semua Bandara

Predikat ‘raja delay’ untuk maskapai Lion Air, semakin sulit dibantah. Penumpang yang menjadi korban, semakin banyak. Termasuk, Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dibikin geretan karena penundaan penerbangan alias delay.

Dikutip dari akun twitter pribadinya, yakni @Abe_Mukti, Rabu (7/6/2023), pria kelahiran Kudus, Jawa Tengah, pada 2 September 1968, menumpahkan kekecewaannya. “Hampir setiap pekan saya ke berbagai daerah di tanah air. Hampir setiap terbang, selalu dengan Lion Air. Hampir setiap penerbangan selalu delay,” ungkapnya.

Yang bikin tak enak hati, pria yang dikenal cerdas dan rendah hati itu, tak ada permintaan maaf dari pihak Lion Air. Seolah-olah, delay adalah hal yang lumrah. Tak memikirkan bagaimana perasaan atau kerugian yang harus ditanggung penumpang.

Bisa jadi, keluarga, rekan kerja atau kawan lama si penumpang, sudah siap-siap menjemput di bandara tujuan, sesuai jadwal kedatangan. Atau janji bisnis menjadi batal lantaran itu tadi, delay. “Dan, mereka (hampir) tidak pernah meminta maaf atas keterlambatan penerbangan,” cuit Mu’ti.

Sikap ‘melupakan’ minta maaf kepada penumpang yang menjadi korban delay, menurut Mu’ti, bisa jadi karena Lion Air merasa kuasa. Merasa sebagai maskapai yang mendominasi rute penerbangan di Indonesia. “Mungkin mereka yakin, hampir tidak ada penerbangan lain yang bisa melayani. Semua bandara nyaris menjadi ‘milik’ Lion Grup. Padahal, bandara itu milik negara,” tulisnya.

Di sisi lain, dia punya pertanyaan menggelitik terhadap maskapai pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Yang seharusnya melayani penerbangan banyak rute di Indonesia. “Ke mana perginya Garuda, penerbangan milik negara itu. Atau, jangan-jangan negara sudah menjadi ‘milik’ Lion Grup?’ pungkasnya.

Back to top button