Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Itjen Kemenag) Indonesia melakukan pengawasan ketat atas penyiapan layanan bagi jemaah calon haji Indonesia yang diselenggarakan oleh Tim Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) di Arab Saudi. Ahmadun, Inspektur Investigasi Itjen Kemenag, menekankan pentingnya proses pendampingan untuk memastikan kesiapan layanan di Mekkah, khususnya terkait akomodasi hotel untuk jemaah.
Salah satu langkah kunci dalam proses ini adalah Kasyfiyah, sebuah metode verifikasi lapangan untuk memeriksa kondisi hotel yang akan digunakan oleh jemaah haji.
Ahmadun menjelaskan bahwa Kasyfiyah bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai aspek layanan, serta meningkatkan standar sesuai kebutuhan jemaah.
“Berdasarkan hasil verifikasi lapangan, salah satunya adalah proses Kasyfiyah, persiapan penyelenggaraan haji nanti ditinjau dari aspek akomodasi akan lebih siap,” kata Ahmadun.
“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap aspek layanan haji, terutama akomodasi, sudah memenuhi atau bahkan melebihi standar yang diharapkan oleh jemaah haji Indonesia,” sambungnya.
Proses Kasyfiyah ini akan diterapkan pada calon akomodasi yang telah lolos verifikasi administratif dan berlokasi dalam jarak yang ditetapkan dari Masjidil Haram, sesuai dengan Pedoman Penyediaan Akomodasi jemaah Haji Indonesia di Arab Saudi Tahun 1445 H/2024 M.
Inspektur Jenderal Kemenag Faisal Ali Hasyim juga menyampaikan instruksi kepada tim yang bertugas untuk mengawasi semua tahapan proses pengadaan layanan jemaah haji.
Dengan adanya tambahan 20.000 jemaah haji pada tahun 1445 H/2024 M, Faisal menyoroti perlunya persiapan menyeluruh dalam layanan akomodasi, katering, dan transportasi, serta strategi mitigasi risiko.
Tim pendampingan ini akan bekerja dari 27 November hingga 7 Desember 2023, memastikan bahwa semua aspek layanan bagi jemaah haji Indonesia telah disiapkan dengan baik dan siap untuk pelaksanaan haji tahun 1445 H/2024 M.
