News

Israel Tarik Ulang Rencana Invasi ke Gaza, Apakah Dunia Mulai Mendengar Jerit Palestina?

Rencana invasi darat Israel ke Jalur Gaza, yang awalnya direncanakan pada akhir pekan lalu, kini dilaporkan tertunda. Menurut tiga perwira senior militer Israel yang enggan disebut namanya, cuaca buruk menjadi salah satu alasan yang mempersulit pelaksanaan operasi tersebut.

Newyorktimes mewartakan, Tiga perwira senior tersebut mengungkapkan bahwa Israel bersiap untuk melancarkan invasi via darat dengan puluhan ribu tentaranya, yang diperintahkan untuk merebut Gaza City—markas kuat Hamas dan kota terbesar di Jalur Gaza. Tidak hanya itu, pasukan Israel juga ditugaskan untuk meruntuhkan kepemimpinan wilayah Gaza yang kini dipegang oleh para pejabat Hamas.

Dikatakan oleh sumber-sumber anonim tersebut bahwa cuaca buruk dinilai akan mempersulit pilot dan operator drone Israel dalam memberikan perlindungan udara bagi pasukan darat. Selain itu, penundaan ini terjadi meski ratusan ribu tentara Israel telah disiagakan di perbatasan wilayahnya dengan Jalur Gaza.

Pasukan tempur Israel yang akan dikerahkan mencakup unit tank, kendaraan pendeteksi ranjau, dan pasukan komando. Pasukan darat tersebut akan dilindungi oleh pesawat tempur, helikopter tempur, drone udara, dan tembakan artileri dari darat dan lautan.

Jika rencana ini terlaksana, invasi ini akan menjadi operasi darat terbesar yang dilakukan Israel sejak invasi ke Lebanon pada tahun 2006. Ini juga akan menjadi pertama kalinya Israel merebut wilayah kantong Palestina ini sejak Perang Enam Hari pada tahun 1967.

Meski belum ada pengumuman resmi dari pihak militer Israel, Tel Aviv telah mengonfirmasi bahwa tim pengintai militer sempat memasuki wilayah perbatasan Gaza pada Jumat (13/10). Selain itu, mereka juga telah mengerahkan pasukan dan peralatan militer ke dekat perbatasan dan meningkatkan ‘kesiapan’ untuk perang darat.

Dengan situasi yang terus memanas, dunia internasional tentu akan terus memantau perkembangan dari rencana ini, yang bisa mempengaruhi stabilitas geopolitik di Timur Tengah dan memperparah kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza.

Back to top button