Market

INILAHREWIND: Kabar Bombastis Investor Ibu Kota Nusantara

Sabtu, 31 Des 2022 – 22:11 WIB

Presiden Joko Widodo meninjau pembangunan infrastruktur kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, Selasa (25/10/2022). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

Investor Ibu Kota Nusantara (IKN) berada dalam posisi antara nyata dan ilusi. Terakhir, pemerintah mengklaim, minat investor di IKN membludak. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan sampai terkaget-kaget, terjadi kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 25 kali lipat. Bombastis!

Yang sedang berlangsung adalah hiruk-pikuk investor asing untuk IKN terus bergulir, tapi tanpa hasil. Investor terus dikejar, tapi sejauh ini hasilnya nihil. Apakah karena memang IKN tidak menarik?

“Hampir tidak ada sebuah negara yang begitu gigih ‘mengejar’ investor asing seperti Indonesia. Pengejaran langsung ditangani oleh pejabat tinggi negara, bahkan ada yang dikejar sampai ke negara asalnya,” kata Anthony Budiawan, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) di Jakarta beberapa waktu lalu.

Pada awal IKN, beberapa pejabat mengatakan ada sejumlah nama besar investor asing yang berminat investasi di IKN. Di antara nama-nama besar itu, ada Softbank, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab.

Untuk menarik investor asing, ada juga nama mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, dipasang sebagai Dewan Pengarah, bersama Putra Mahkota Saudi Arabia Mohamed bin Zayed dan CEO SoftBank Masayoshi Son.

Sejak 2020, Softbank, perusahaan modal ventura asal Jepang, sudah digembar-gemborkan akan menanamkan modalnya di IKN sekitar 40 miliar dolar AS. Ada yang menyebut, bahkan, hingga 100 miliar dolar AS, atau lebih dari Rp1.500 triliun.

Setelah sekian lama tidak ada realisasi, sekitar Maret lalu dikabarkan SoftBank menyatakan tidak berinvestasi di IKN. Kemudian, investor lain juga tidak ada kabar lagi. Sepertinya tidak ada yang minat investasi di IKN.

SoftBank mengatakan, “Kami tidak berinvestasi dalam proyek ini, tetapi kami terus berinvestasi di Indonesia melalui perusahaan portofolio SoftBank Vision Fund.”

Menurut Anthony, SoftBank tidak mengatakan ‘mundur’, tapi ‘tidak berinvestasi’. “Apakah artinya SoftBank memang tidak pernah mengatakan berniat investasi di IKN?” ujarnya mempertanyakan.

Sebab, kata dia, setiap klaim investasi di IKN hanya sepihak, hanya dari pihak Indonesia. Investor asing yang katanya berminat tersebut tidak pernah menyatakan minatnya secara langsung, termasuk komitmen berapa besar jumlah investasinya.

Setelah SoftBank menyatakan tidak berinvestasi di IKN, perburuan investor mulai ramai lagi, dikejar sampai ke timur tengah, Saudi Arabia, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan mengatakan, Saudi Arabia akan berinvestasi sangat besar. Selain itu, Uni Emirat Arab juga menyiapkan investasi 20 miliar dolar AS. Belum termasuk China dan Abu Dhabi. Begitu klaim Luhut.

“Tapi sampai sejauh ini tidak ada realisasi atas semua klaim itu,” timpal Anthony.

Untuk menambah daya tarik IKN, pemerintah kemudian menawarkan insentif yang luar biasa menakjubkan, dan di luar normal. Investor IKN dapat memperoleh izin hak guna bangunan (HGB) untuk jangka waktu 80 tahun hingga 160 tahun.

Terkait klaim pemerintah soal minat investor di IKN membludak, Anthony mewanti-wanti Jokowi untuk waspada.

Menurutnya klaim yang membuat presiden terkaget-kaget karena bombastis itu bisa saja sebatas klaim.

“Jokowi harus waspada dengan kabar bombastis seperti ini. Bisa saja hanya sebatas klaim, seperti sebelumnya terjadi pada SoftBank, Saudi Arabia, Qatar, atau Uni Emirat Arab. Apalagi ekonomi dunia sedang lesu, dan banyak yang sudah masuk resesi,” imbuhnya.

Seperti digambarkan media asing, sambung dia, yang secara kompak menggambarkan proyek di IKN berpotensi akan gagal. “Bahkan mungkin berpotensi mangkrak?” kembali Anthony mempertanyakan.

Back to top button