News

Inilah Sejumlah Propaganda Bohong Israel yang Terbongkar

Video propaganda dan narasi kebohongan Israel telah terbongkar satu per satu di media sosial. Beberapa video propaganda yang sebelumnya terbongkar bahwa Israel yang merekayasa narasi kebohongan kejadian dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

Pada 10 November lalu, tentara Israel merilis foto propaganda salah satu tentaranya membantu seorang pria Palestina tua yang berjalan dengan tongkat untuk menunjukkan ‘koridor aman’ bagi warga sipil yang akan mengungsi dari Gaza Utara.

Foto yang dipublikasikan di media sosial oleh tentara Israel diambil ketika Bashir Hajji, seorang penduduk berusia 79 tahun di lingkungan Zaytoun Kota Gaza, berjalan di Jalan Salah al-Din, rute utama menuju Gaza selatan. Menurut keluarganya, dia sendirian dan mengalami kesulitan berjalan.

Tak lama setelah itu Hajji dieksekusi oleh tentara Israel, menurut laporan Euro-Mediterranean Human Rights Monitor seperti dilansir Middle East Eye, Kamis (16/11/2023).

Pada Senin (13/11/2023), Euro-Mediterania Human Rights Monitor mengatakan bahwa pihaknya telah mendokumentasikan eksekusi puluhan warga Palestina oleh tentara Israel selama pemindahan mereka dari kota Gaza dan wilayah utara ke tengah dan selatan Jalur Gaza, meskipun mereka tidak menimbulkan ancaman apa pun.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa warga Palestina sengaja ditargetkan dengan peluru tajam dan terkadang peluru artileri ketika mereka berusaha melarikan diri atas permintaan tentara Israel ke daerah selatan Wadi Gaza.

Euro-Mediterania Human Rights Monitor telah menerima laporan dari pengungsi yang melaporkan tindakan eksekusi di pos pemeriksaan militer yang didirikan oleh tentara Israel di sepanjang arteri lalu lintas utama, Jalan Salah al-Din, antara pukul 09.00 dan 16.00 waktu setempat.

Sebelumnya, sejumlah video propaganda kebohongan Israel telah terbongkar di publik. Pertama, propaganda pemenggalan kepala bayi saat penyerangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Saluran berita Israel, i24, menuduh bahwa sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, memenggal 40 bayi Israel saat awal serangan pada Sabtu 7 Oktober dini hari di wilayah Israel. Tuduhan itu disertai beberapa foto dan video sepihak dari Israel.

Meskipun para jurnalis dan kantor berita internasional membantah pemberitaan tersebut bahwa kelompok Hamas tidak terbukti ‘memenggal 40 bayi’ di Israel, klaim tersebut terus menjadi berita utama di berbagai media Israel. Bahkan beberapa media Barat seperti CNN sempat termakan narasi itu, tapi reporter CNN tersebut akhirnya meminta maaf atas disinformasi yang dibuat Israel.

Tak hanya itu, Presiden AS Joe Biden pun sempat mengumumkan berita hoaks itu meski beberapa saat kemudian diklarifikasi oleh Gedung Putih.

Kebohongan lainnya adalah tuduhan Israel bahwa Hamas membantai para penonton konser Festival Musik Nova berlangsung di dekat Kibbutz Beeri di Israel saat penyerangan 7 Oktober lalu. Faktanya, terungkap video yang menunjukkan helikopter Apache Israel lah yang menembaki warga dan kendaraan sipil dalam konser musik itu.

Video yang dibawa dari helikopter Apache Israel itu seolah menjelaskan mengapa banyak sekali kendaraan yang terbakar dan hancur. Padahal, pejuang Hamas kebanyakan hanya membawa senjata ringan.

Namun, Israel kembali berdalih bahwa pejuang Hamas yang bersembunyi di antara warga sipil sehingga mereka penonton konser mudah menjadi sasaran target Apache.

Ada juga kebohongan terkait rekayasa video perawat yang mengaku melihat pejuang Hamas merampas kedaulatan Rumah Sakit Al-Shifa yang kemudian terbongkar juga. Sebuah video yang menarasikan seorang perawat bahwa anggota Hamas menyerang rumah sakit tersebut, menjarah bahan bakar dan obat-obatan.

Namun, dokter di Rumah Sakit Al-Shifa menyangkal mengenal perawat ini, setelah video tersebut tersebar di media sosial. Keraguan akan keasliannya muncul ketika perawat tersebut berbicara dengan aksen non-Arab. Wartawan Younis Tirawi menghubungi dokter yang bekerja di Rumah Sakit Al-Shifa untuk meminta klarifikasi.

Dalam sebuah postingan di platform X, Tirawi menjelaskan, “Saya baru saja berbicara dengan beberapa dokter dan perawat dari Rumah Sakit Al-Shifa, semuanya menyatakan dalam sebuah pernyataan: “Kami tidak mengenal wanita ini; dia tidak pernah bekerja di sini sebelumnya dan kami tidak pernah melihatnya di rumah sakit.”

Kebohongan berikutnya yakni narasi video Israel soal adanya senjata dan markas komando Hamas di bawah bangunan gedung RS Al-Shifa. Narasi tulisan menyesatkan yang menuduh rumah sakit-rumah sakit di Gaza menyediakan tempat berlindung bagi para anggota Hamas.

Perlu dicatat bahwa investigasi sebelumnya oleh Misbar telah membantah klaim Israel mengenai keberadaan markas Hamas di RS Al-Shifa. Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf Al-Qudra, menyatakan bahwa tentara Zionis menargetkan daerah sekitar dan gerbang Kompleks Medis Al-Shifa.

Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa pasukan Israel menargetkan orang-orang yang berusaha meninggalkan Kompleks Medis Al-Shifa. Selain itu, pasukan Israel juga mengebom RS Bersalin Al-Mahdi, yang mengakibatkan kematian tragis dua orang dokter.

Al-Qudra mengkonfirmasi bahwa pasukan Israel menargetkan lingkungan sekitar dan gerbang Kompleks Medis Al-Shifa dengan serangan besar-besaran.

Kementerian Kesehatan Palestina menyoroti situasi bencana di Rumah Sakit Al-Shifa, mengumumkan kematian 12 pasien di dalam kompleks medis karena pemadaman listrik dan kekurangan peralatan medis, termasuk dua bayi yang baru lahir.

Mereka yang terjebak di dalam rumah sakit tidak dapat bergerak ke luar, bahkan untuk menguburkan korban tewas.

Propaganda bohong terbaru masih terkait RS Al-Shifa. Pada Rabu (15/11/2023) dini hari waktu setempat, pasukan Israel (IDF) menyerbu rumah sakit terbesar di wilayah Gaza utara itu. Mereka pun mengunggah video yang berisi penemuan barang bukti termasuk senjata di ‘ruangan bawah tanah’ di RS Al-Shifa yang diklaim sebagai milik Hamas.

Namun dalam video tersebut tidak ditunjukkan lokasi markas komando bawah tanah Hamas seperti yang dituduhkan IDF. Dalam video, jubir IDF Letnan Kolonel Jonathan Conricus hanya memperlihatkan penemuan beberapa tas dari beberapa ruangan. Tas tersebut berisi senjata AK-47, amunisi, granat, dan seragam. Conricus mengeklaim bahwa tas tersebut milik anggota Hamas.

Dalam video itu, Conricus turut menunjukkan penemuan sebuah laptop dan sejumlah piringan keras (disc) yang diklaimnya milik Hamas.

Pada kolom komentar unggahan video tersebut, warganet mempertanyakan di mana terowongan dan markas komando Hamas yang diklaim IDF berada di bawah RS Al-Shifa. “Bertanya lagi, di mana markas Hamas?” tulis akun bernama @YoursMemely.

Sementara itu akun @KingxGwap mencemooh video IDF. “Dan tidak ada terowongan haha. Saya pikir kalian punya bukti tak terbantahkan yang juga kalian tunjukkan kepada @Potus (akun X presiden Amerika Serikat)? Apa yang terjadi?” tulisnya.

Akun @LepickyOfficial turut mempertanyakan hal serupa. “Di mana terowongan itu? Di mana roket-roket itu? Di mana pejuang-pejuang Hamas?” katanya.

Tak sedikit pula warganet yang menuding video IDF sebagai propaganda. Hal itu karena IDF sempat menghapus video pertama yang mereka unggah dengan durasi lebih dari tujuh menit. Sementara video kedua atau yang saat ini tayang pada lini masa mereka, berdurasi 06:59 detik.

“Mengapa Anda menghapus video pertama?” tulis aktivis politik asal AS Jackson Hinkle, menanggapi unggahan video IDF, seraya menyertakan tangkapan layar yang menunjukkan bukti bahwa IDF telah menghapus video pertamanya.

Sebelum video unggahan pertamanya dihapus, warganet berhasil merekam ulang momen ketika Jonathan Conricus menunjukkan sebuah laptop yang diklaimnya milik anggota Hamas. Dalam video yang dihapus IDF, layar laptop belum diburamkan.

Pada layar laptop tampak wajah seorang perempuan mengenakan seragam seperti milik IDF. “Jadi kalian lupa memburamkan laptopnya di unggahan (video) pertama, karena unggahan itu membongkar laptop tersebut milik IDF?” tulis akun bernama @AryJeay.

IDF tak merespons satu pun komentar warganet yang mempertanyakan mengapa mereka menghapus video pertama yang diunggah. IDF pun tidak menanggapi penemuan bahwa mereka melakukan pengeditan pada videonya.

Pihak IDF pun bungkam terkait foto wajah personel perempuan IDF yang tampak pada layar laptop yang diklaim milik Hamas.

Back to top button