Market

Belajar dari Proyek Kereta Cepat China, IKN Nusantara Bikin Jebol APBN

Managing Director Political Economy and Policy Studies, (PEPS), Anthony Budiawan memperkirakan, mundurnya SoftBank dari proyek IKN akan merongrong. APBN. Seperti proyek kereta cepat China.

“SoftBank mundur, jangan harapkan Saudi Arabia menggantikannya. Saya kira 99,9 persen Arab mundur. Ujung-ujungnya APBN kita jebol karena tak ada investor tertarik. Awalnya, pemerintah bilang 19-20 persen dari APBN. Beberapa bulan ke depan, bisa naik menjadi 50 persen. Ini kan gawat,” papar Anthony kepada Inilah.com, Jakarta, Rabu (16/3/2022).

Anthony mengingatkan lagi proyek kereta cepat China rute Jakarta-Bandung yang awalnya ditegaskan berskema business to business (B to B). Dalam perjalanan, proyek ini bengkak Rp27 triliun. Dan, Presiden Jokowi meneken Perpres 93/2021 yang merubah pembiayaan proyek kereta cepat dari APBN. “Kita sudah punya pengalaman kereta cepat. Tadinya B to B, kemudian dibiayai APBN. Awalnya 20 persen anggaran IKN yang mencapai Rp467 triliun, nanti diganti jadi 50 persen,” terangnya.

Alasan bengkaknya porsi APBN untuk proyek IKN Nusantara, Anthony menyabut lantaran agak sulit bagi pemerintah untuk mencari investor. Mundurnya SoftBank dari IKN Nusantara, tentu saja menjadi catatan investor. Belum lagi setumpuk masalah yang menggelyauti proyek mercusuar Jokowi ini. “Investor tentunya pemikirannya panjang. Dari hulu sampai hilir, banyak masalah. Pak Jokowi dua tahun lagi selesai, IKN juga digugat ke MK. Ini kan soal kepastian hukum,” tandasnya.

Sementara Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Wandy Tuturoong meminta publik jangan terlarut dalam pemikiran ‘pengandaian’. Karena, proyek IKN Nusantara baru saja dimulai. “Itu kan pengandaian, belum terjadi. Bagaimana dengan proyek MRT yang investasinya sudah jalan. Saya kira ini tidak sehat untuk dikembangkan.” paparnya.

Terkait peluang investasi, Wandy mengaku tetap optimis. Masih banyak invetor yang tertarik untuk terlibat dalam proyek IKN Nusantara. Apalagi, IKN Nusantara berkonsep smart forest city. Di mana, 75 persen adalah area hijau. Sesuai dengan tren dunia yang semakin concern terhadap lingkungan. “Investor banyak datang ke Indonesia, terutama yang green investmen. Sejumlah negara di Skandinavia ke sini. Minggu lalu saya rapat dengan mereka, artinya tetap ada harapan,” pungkasnya.

 

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button