Hangout

Ini 8 Kerusuhan Terbesar di Indonesia Sepanjang Sejarah, Mengerikan dan Banyak Korban

Aksi kerusuhan di Paris masih terjadi hingga saat ini. Dilansir dari AFP, kerusuhan ini berawal dari aksi penembakan terhadap seorang remaja bernama Nahel M (17) oleh polisi setempat.

Kronologi kejadian berawal dari aksi polisi yang ingin menghentikan remaja itu karena melanggar peraturan lalu lintas. Namun salah satu polisi malah menodongkan senjata ke arah pengemudi melalui jendela.

Tembakan dari dekat terjadi dan korban sempat terlihat bergerak beberapa puluh meter dari lokasi kejadian sampai menabrak.

Tak lama setelah itu petugas layanan darurat mencoba menyadarkan korban. Namun korban dinyatakan meninggal dunia selang beberapa menit kemudian.

Petugas yang melayangkan serangan telah ditahan atas tuduhan pembunuhan. Namun peristiwa itu cukup menggeramkan masyarakat Prancis sampai akhirnya kerusuhan terjadi pada Selasa, 27 Juni 2023.

Dalam sekejap Kota Nanterre penuh dengan warna merah dari kobaran api yang membakar mobil dan tindakan anarkis masyarakat. Bentrokan masih terus berlanjut sampai keesokan harinya yang mulai menyebar ke lingkungan sekitar kota-kota Perancis lainnya.

Dampak dari kerusuhan tersebut, akhirnya pihak kepolisian Prancis mengerahkan 450.000 petugas yang terdiri dari unit-unit polisi dan pasukan gendarme paramiliter.

Berdasarkan data yang dirilis kementerian pada Sabtu pagi waktu setempat, ada sebanyak 1.350 kendaraan dan 234 bangunan dibakar, dan 2.560 insiden kebakaran terjadi di ruang publik.

Kedubes RI di Prancis juga memberikan kabar terbaru melalui media sosial Twitter yang menyatakan bahwa kerusuhan masih terus berlanjut sampai ada aksi perusakan, penjarahan, dan penembakan.

Peristiwa kerusuhan Prancis juga pernah dialami di Indonesia. Salah satu alasan kerusuhannya adalah salah paham, perseteruan antar etnik, dan politik.

Aksi yang dilakukan juga serupa, mulai dari penembakan, kericuhan, penjarahan, dan masih banyak lainnya. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah delapan kerusuhan terbesar di Indonesia sepanjang sejarah:

1. Peristiwa Mei 1998

Kerusuhan Terbesar Di Indonesia Peristiwa Mei 1998 - inilah.com
Photo: BBC

Peristiwa Mei 1998 menjadi kerusuhan terbesar di Indonesia yang paling diingat. Dilansir dari elshinta.com, ada sebanyak 1.217 jiwa meninggal dunia, 91 orang luka, dan 31 orang hilang dalam peristiwa ini.

Korban yang meninggal disebabkan berbagai kondisi, mulai dari terbakar, luka akibat senjata, pembunuhan, sampai pemerkosaan.

Tidak hanya aksi demonstrasi saja, di masa ini juga terjadi kasus pemerkosaan selama kerusuhan Mei 1998. Adapun pemerkosaan massal terjadi di berbagai wilayah Jakarta, mulai dari Jakarta Pusat, Barat, Timur, Utara, dan sekitarnya.

Aksi demonstrasi ini dipicu oleh berbagai masalah yang terjadi di era itu, mulai dari krisis moneter, kenaikan harga pangan, KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) yang merajalela di masa kepemimpinan Presiden Soeharto.

Situasi demonstrasi semakin memburuk pasca empat mahasiswa Trisakti tewas tertembak pada 12 Mei 1998. Akhirnya aksi demonstrasi berlangsung selama tiga hari berturut-turut.

2. Konflik Sampit

Konflik Sampit - inilah.com
Photo: Satujam

Konflik Sampit atau Perang Sampit atau Tragedi Sampit adalah sebuah peristiwa Kerusuhan antar-etnis antara Suku Dayak asli dengan warga migran Madura yang terjadi di pulau Kalimantan pada tahun 2001.

Peristiwa ini pertama kali terjadi pada 18 Februari 2001 dan berakhir di penghujung tahun tersebut.

Dilansir dari sejumlah sumber, alasan utama terjadinya perseteruan kedua etnis ini berawal dari pertumbuhan populasi migran Madura di Kalimantan Tengah yang memperketat persaingan ekonomi masyarakat lokal.

Namun kerusuhan baru terjadi saat salah satu rumah warga Dayak menjadi sasaran serangan pembakaran. Berdasarkan rumor yang beredar, pelaku yang membakar rumah itu adalah migran Madura yang tinggal disana.

Sebagai warga lokal tentu Suku Dayak tidak menerima perlakuan dari pendatang dan mulai melakukan penyerangan balik.

Akhirnya perseteruan antara Suku Dayak dengan Madura terjadi. Dampak dari peristiwa ini sangat banyak yang meninggal dan sekiranya ada 1.355 orang Madura harus mengungsi kembali.

3. Kerusuhan Poso

Kerusuhan Terbesar Di Indonesia Konflik Poso - inilah.com
Photo: Dictio Community

Kerusuhan Poso terjadi pada 25 Desember 1998 sampai 20 Desember 2001. Asal muasal peristiwa ini terjadi dari sebuah bentrokan kecil antar kelompok pemuda yang berakhir menjadi kerusuhan bernuansa agama.

Kabupaten Poso adalah salah satu dari kabupaten di Sulawesi Tengah yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.

Namun pada saat itu, pemerintah setempat dalam fokus program transmigrasi sehingga pendatang dari Bugis, Sulawesi Selatan datang ke kabupaten ini.

Awal kerusuhan terjadi pada 24 Desember 1998 dimana ada seorang pemuda yang berasal dari mayoritas Protestan menikam seorang pemuda muslim.

Konflik pertama berhasil diselesaikan dengan baik oleh kedua pemuka agama yang sepakat bahwa alkohol adalah sumber masalahnya.

Akhirnya Polres Poso mulai menyita dan menghancurkan minuman keras yang beredar di sana. Namun ada satu toko yang ingin disegel oleh pemuda Muslim yang sedang dijaga oleh pemuda Protestan. Pertemuan kedua pemuda ini berakhir dengan bentrokan.

Kerusuhan kedua mulai terjadi lagi pada 15 April ketika seorang pemuda Muslim mengaku menjadi korban tikam dari sekelompok pemuda Kristen.

Pihak muslim yang tidak menerima langsung membalas sampai akhirnya kerusuhan antaragama terjadi.

Pada bulan Mei 2000, kerusuhan mulai memburuk setelah terjadi aksi penculikan dan pembunuhan di Kabupaten Poso. Bahkan banyak wanita dan anak-anak yang menjadi korban penculikan dan pelecehan seksual di tahun ini.

Konflik ini akhirnya berakhir pada 20 Desember 2001 dengan perjanjian damai antara pihak Kristen dan Islam dengan menandatangani perjanjian Deklarasi Malino.

Dikabarkan ada sebanyak 577 korban tewas, 384 terluka, 7.932 rumah hancur, dan 510 fasilitas umum terbakar pasca Kerusuhan Poso.

4. Kerusuhan Lampung Selatan

Kerusuhan Lampung Selatan - inilah.com
Photo: Kabar Damai

Kerusuhan Lampung Selatan terjadi selama 3 hari dari tanggal 27 Oktober hingga 29 Oktober 2012.

Sama seperti di Poso, kerusuhan Lampung Selatan juga terjadi pasca program transmigrasi yang diadakan pemerintah saat warga Bali masuk ke Lampung dan tinggal di Lampung Selatan.

Warga Bali yang berada di sana kemudian membangun perkampungan bernama Balinuraga, Baliagung, dan Balinapal.

Konflik baru muncul saat 10 pemuda bersepeda dari Desa Balinuraga. Namun rombongan ini tidak sengaja menyerempet motor yang dinaiki dua gadis dari Warga Desa Agom.

Para pemuda itu berniat untuk menolong dua gadis dan harus menyentuh tubuh mereka. Sayang warga lain yang melihat kejadian ini justru beranggapan bahwa para gadis telah dilecehkan oleh rombongan pemuda.

Buntutnya, warga Desa Agom membawa 50 orang sambil membawa senjata tajam ke Desa Balinuraga. Bentrokan antar dua desa mulai terjadi pada Sabtu malam, 27 Oktober 2012.

Bentrokan kedua etnis ini baru berakhir pada 29 Oktober 2012 setelah kedua desa membuat kesepakatan damai dan tidak saling menuntut secara hukum. 

5. Kerusuhan Tanjung Priok 1984

Kerusuhan Tanjung Priok 1984 - inilah.com
Photo: Wikipedia

Kerusuhan terbesar di Indonesia selanjutnya adalah Kerusuhan Tanjung Priok 1984, sebuah peristiwa pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada masa Orde Baru.

Peristiwa ini berawal dari ceramah-ceramah yang membahas dan mengkritisi kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah Orde Baru, salah satunya adalah kebijakan menjadikan asas tunggal Pancasila sebagai asas tunggal ideologi bangsa Indonesia.

Tidak hanya itu, mereka juga memasang pamflet dan spanduk berisi kegelisahan terhadap kebijakan baru ini di lingkungan masyarakat.

Sampai pada akhirnya, Babinsa Hermanu melepas spanduk itu dan memicu kemarahan warga atas tindakan tidak sopan yang dilakukannya. 

Pada 11 September, warga meminta bantuan tokoh masyarakat setempat, Amir Biki untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Esoknya, beberapa orang mubaligh mulai menyampaikan ceramah di tempat terbuka dan membahas masalah politik dan sosial, termasuk kasus bentrok antara Babinsa dengan warga.

Di hadapan massa, Amir Bikir berani menyerukan ultimatum kepada militer untuk membebaskan para tahanan. Jika tidak, dia berani mengerahkan massa untuk mengadakan demonstrasi.

Selesai menyerukan ultimatum, berkumpulah sebanyak 1.500 demonstran yang ingin bergerak ke Kantor Polsek dan Koramil. Dalam perjalanan, demonstran ini dikepung dari dua arah oleh pasukan bersenjata.

Kerusuhan mulai terjadi dan dari berbagai penjuru terdengar suara letusan senjata. Beberapa dari mereka tumbang berlumuran darah, mereka yang selamat berusaha bangkit menyelamatkan diri.

Usai kerusuhan, media menyebutkan ada 20 orang tewas dalam kerusuhan. Namun catatan resmi yang beredar saat ini memberikan total 24 korban tewas dan 54 terluka termasuk anggota militer.

Namun pernyataan para korban yang selamat melaporkan ada lebih dari seratus orang tewas dalam kerusuhan Tanjung Priok.

6. Kerusuhan di Ambon 2001

Kerusuhan Terbesar Di Indonesia Konflik Ambon - inilah.com
Photo: Investor Daily

Kerusuhan Ambon yang terjadi pada 11 dan 12 September 2001 berawal dari kematian seorang tukang ojek bernama Darkin Saimen.

Darkin Saimen diketahui mengalami kecelakaan tunggal dan menabrak rumah seorang warga bernama Okto di daerah Gunung Nona, menuju Pos Banteng.

Berdasarkan kronologinya, meninggalnya Darkin Saimen terjadi setelah kecelakaan. Namun entah berasal dari mana muncullah sebuah dugaan yang menyebut bahwa Darkin meninggal karena dibunuh.

Akhirnya terjadilah pertikaian antara dua kelompok yang saling melempar batu dan merusak fasilitas umum. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengatakan bahwa korban tewas di kerusuhan Ambon akibat luka tembak.

Anton juga menyebut bahwa ada 65 warga yang mengalami luka ringan dan 24 mengalami luka berat.

7. LP Cipinang 2007

Lp Cipinang 2007 - inilah.com
Photo: Merah Putih

Kerusuhan terbesar di Indonesia selanjutnya terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang yang terjadi pada 31 Juli 2007 silam.

Kerusuhan ini terjadi dari persaingan antar geng narapidana asal Jawa Timur dengan geng Ambon, Palembang, dan Batak.

Peristiwa tawuran ini melibatkan ratusan narapidana disana. Bahkan tak sedikit pengunjung lapas turut terlibat dalam tawuran tersebut.

Pasca kerusuhan dilaporkan ada dua narapidana dari geng Jawa Timur tewas, salah satunya adalah Cak Montes selaku ketua suku Arek (sebutan untuk narapidana dari Jawa Timur).

8. Kerusuhan Kanjuruhan

Kerusuhan Terbesar Di Indonesia Kerusuhan Kanjuruhan - inilah.com
Photo: Ketik News

Kerusuhan terbesar di Indonesia yang terakhir adalah peristiwa di stadion Kanjuruhan yang terjadi setelah pertandingan sepak bola antara Arema FC 2-3 melawan Persebaya.

Kronologi kerusuhan ini berawal dari suporter yang kecewa atas kekalahan tim favoritnya. Akhirnya mereka turun ke lapangan untuk melampiaskan rasa emosinya kepada pemain dan ofisial.

Tindakan suporter langsung dihalau oleh kepolisian setempat. Namun situasi semakin tidak kondusif karena adanya penyerangan dari suporter kepada polisi. Untuk menghentikan tindakan anarkis itu, pihak kepolisian akhirnya melayangkan gas air mata di dalam stadion.

Penonton yang terkena gas air mata mulai berhamburan menyelamatkan diri untuk keluar dari stadion. Sayang terjadi penumpukkan di area pintu keluar stadion dan menyebabkan penonton tidak dapat evakuasi.

Suporter lain yang masih berada di dalam stadion memohon kepada polisi untuk menghentikan gas air mata karena banyak wanita dan anak-anak yang terkena.

Tragedi kerusuhan Kanjuruhan memakan korban hingga 130 orang yang terdiri dari penonton dan anggota polisi. Berdasarkan laporan detik, sebanyak 34 korban meninggal dunia di dalam stadion sementara korban lainnya meninggal saat proses pertolongan di rumah sakit.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button