Market

Ikut Jejak ITS, IPB Investasi Wakaf Berjangka Rp200 Miliar ke BWI

Kamis, 22 Sep 2022 – 20:53 WIB

Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Prof Mohammad Nuh.

IPB serahkan wakaf uang berjangka untuk dikelola Badan Wakaf Indonesia (BWI), senilai Rp200 miliar melalui skema sukuk wakaf private placement. Kini, wakaf merambah dana abadi milik kampus.

Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Prof Mohammad Nuh merasa bangga sekaligus mengapresiasi IPB. Diharapkan menjadi salah satu pioner kampus dalam mengembangkan dan mendayagunakan wakaf.

“Saya sampaikan rasa syukur dan terima kasih. Bukan saja soal seratus, dua ratus, atau satu trilyun, tapi yang paling penting adalah membuka urusan wakaf yang kita tahu tidak hanya urusan ukhrawi, tetapi juga ada hitungan bisnis (kebermanfaatan di dunia),” tutur Prof Nuh, usai penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) di Ruang Sidang Rektor, Gedung Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/9/2022).

Pada 30 Juni 2022, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memelopori penempatan endowment fund Perguruan Tinggi di sukuk wakaf yang dikelola BWI, melalui skema private placement.

Pengelolaan dana abadi perguruan tinggi dalam skema sukuk wakaf private placement ini, memberikan keuntungan yang optimal. Karena, seluruh dana dijamin oleh pemerintah dan imbal hasil sukuk lebih tinggi dari rata-rata deposito.

Masih kata Prof Nuh, langkah yang dilakukan ITS dan IPB, mengembangkan dan mendayagunakan wakaf, akan menjadi corong yang akan membesarkan wakaf di kampus-kampus Indonesia.

“Kami sangat yakin, hal ini akan menjadi endoser atau corong, yang dapat diikuti kampus-kampus lain. Terlebih, investasi wakaf di CWLS ini banyak manfaatnya,” papar mantan Menteri Pendidikan Nasional era SBY itu.

“Kalau saya hitung setidaknya ada sepuluh, diantaranya, sekarang itu kan dana abadi (endowment fund) sudah kewajiban bukan lagi pilihan, kampus secara imperative harus punya. Tapi dana abadi in ikan tidak boleh diam, harus berkembang, dan dinvestasikan ke produk yang memiliki return baik,” lanjut Prof Nuh.

Sementara, Rektor IPB, Prof Arif Satria menilai pentingnya waqf awareness, miindset tentang wakaf dengan literasi harus terus dikembangkan untuk memaksimalkan potensi wakaf di Indonesia.

Dulu orang mengenal wakaf hanya untuk masjid dan makam, tapi sejak ada BWI, menurut Prof Arif, orang semakin mengenal wakaf. Dan, IPB melakukan langkah strategis konkrit dengan menginvestasikan wakaf di CWLS.

“Setiap langkah yang kami lakukan harus dipertanggungjawabkan. Harus akuntabel. Kami akan ditanya sama BPK ini kenapa penempatan dananya di sini? Kita tahu kalua deposito hanya dapat paling 2,5 persen, tapi dengan skema sukuk wakaf private placement, kita bisa dapat 6 persen, dan bebas pajak,” terang Prof Arif..

Selain penempatan dana wakaf ini, kata dia, IPB juga mengembangkan project-project wakaf seperrti water station, IPB Memorial Park (pemakaman untuk keluarga besar IPB), wakaf asuransi, dan wakaf produktif sawah.

ITS dan IPB menjadi role model pengelolaan dana abadi atau endowment fund perguruan tinggi dengan skema wakaf di Indonesia. Pengembangan pendidikan melalui pengelolaan dana abadi, sudah dilakukan sejumlah universitas di luar negeri.

Antara lain Harvard University, University of Texas, Yale University, Stanford University, Princeton University. Di mana, dana endowment fund diinvestasikan, dan hasil investasinya digunakan untuk pemberian beasiswa dan pengembangan pendidikan.

Back to top button