Market

IHSG Menggeliat, Enam Saham Potensial Cuan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir pekan ini diprediksi menghijau seiring menggeliatnya saham-saham di sektor perbankan. Enam saham potensial cuan pun disodorkan sebagai bahan pertimbangan.

Pada perdagangan Senin (30/1/2023), IHSG berakhir melemah 26,50 poin atau 0,38 persen ke posisi 6.872,4 setelah pekan lalu mengalami kenaikan sebesar 0,3 persen.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Rifqi Satria Dinandra mengatakan, terdapat dua sentimen utama yang menggerakkan IHSG pada pekan lalu, yakni rilis laporan keuangan emiten perbankan dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS.

“Ada dua emiten yang baru merilis laporan keuangan yang solid, yakni BCA dan BNI,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (30/1/2023).

Bank BCA mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 30 persen secara tahunan yoy. Rasio-rasio keuangan penting Bank BCA, salah sataunya cost of fund kuartal keempat yang turun menjadi 0,8 dari 1.

“Begitu juga dengan rasio CASA yang naik dari 79 menjadi 82, Net Interest Margin (NIM) naik dari 5,1 ke 5,3 dan Loan to deposit atau LDR yang naik menjadi 68 dari 65,” ujarnya.

Sementara laporan keuangan BBNI mencatatkan laba bersih sebesar 68 persen dengan rasio positifnya, yakni cost of fund turun menjadi 1,5 dari 1,6, CASA Ratio naik dari 68 ke 72, NIM naik dari 4,7 menjadi 4,8 dan LDR yang naik menjadi 84 dari 80.

“Kedua emiten besar ini telah membaik. Ekspektasi kita bank-bank lainnya juga akan positif,” ucapnya tandas.

Lebih jauh ia menjelaskan, PDB AS juga ikut menjadi sentimen yang menggerakkan IHSG. Ekonomi AS pada kuartal IV-2022 tumbuh 2,9 persen secara tahunan.

“Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan konsensus 2,6 persen,” tuturnya.

Belanja konsumen AS yang merupakan 68 persen dari PDB juga naik 2,1 persen. Namun, kenaikan ini lebih rendah dari sebelumnya 2,3 persen.

“Ekonomi Amerika yang terus tumbuh jadi berita baik bagi ekonomi Indonesia,” ungkap Rifqi.

Katalis IHSG Sepekan ke Depan

Sementara terkait sentimen pekan ini, Rifqi menjelaskan adanya dua sentimen yang sebaiknya dicermati investor. Dua sentimen tersebut adalah inflasi & PMI Manufaktur Indonesia dan suku bunga AS.

Ia menjelaskan PMI Manufaktur Indonesia pada Desember sudah meningkat dari 50,3 menjadi 50,9. “Inflasi dalam negeri sudah mulai turun. Pada bulan Januari 2023 ini konsensus inflasi di level 5,40 persen yoy (umum) dan 3,30 persen yoy (inflasi inti),” papar dia.

Tren penurunan harga biaya transportasi setelah libur Nataru, sambung dia, diprediksi akan menjadi salah satu faktor inflasi yang lebih rendah pada bulan Januari dibandingkan sebelumnya.

Ia menambahkan, suku bunga AS juga menarik untuk dicermati. Sebab, saat ini Fed Fund Rate sudah di level 4,50 persen dan diprediksi akan naik hanya 25 bps pada pertemuan awal Februari nanti.

Menurutnya, agresivitas kenaikan suku bunga The Fed pun diprediksi akan berkurang.

“Apabila hanya naik 25 bps maka agresivitas The Fed sudah berkurang sesuai dengan prediksi pasar,” terang Rifqi.

Saham-Saham Pilihan Sepekan ke Depan

Di atas semua itu, ia menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal.

“Nah, dihadapkan pada potensi penguatan IHSG minggu ini, saya pun merekomendasikan buy untuk trading hingga Jumat, 3 Februari 2023 mendatang pada 6 saham,” papar dia.

Saham-saham tersebut adalah:

  1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan support 8.500 dan resistance 9.000;
  2. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dengan support 9.325 dan resistance 9.950;
  3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan support 9.700 dan resistance 10.550;
  4. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan support 735 dan resistance 785;
  5. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) dengan support 665 dan resistance 700; dan
  6. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) dengan support 152 dan resistance 162.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Back to top button