Hangout

Ibu dan Bayi Jadi Korban, Ini Daya Rusak Air Keras terhadap Tubuh

Kasus penyiraman air keras kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang ibu dan bayinya berusia 1 tahun yang meninggal dunia setelah disiram air keras oleh suaminya. Mengapa efek air keras begitu merusak dan bagaimana mencegahnya agar tidak menjadi parah?

Seorang ibu berinisial SS (31) dan bayinya (KM) yang masih berusia 1 tahun meninggal dunia setelah disiram air keras di rumahnya Jl Kapuk Rawa Gabus RT 013/011, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (26/12/2022) kemarin. Pelaku diketahui bernama Rizal (48) yang tidak lain adalah suami korban.

Saat ini pihak kepolisian masih memburu keberadaan pelaku yang usai kejadian pergi meninggalkan rumah. Kapolsek Cengkareng, Kompol Ardhie Demastyo mengatakan pihaknya masih mengumpulkan sejumlah bukti dan meminta keterangan saksi serta para tetangga korban. “Pas abis kejadian, pelaku langsung lari, kabur dengan menggunakan ojek motor,” ujarnya, Selasa (27/12/2022).

Peristiwa penyiraman air keras bukan kali pertama. Beberapa pelaku kejahatan menggunakan air keras dengan menyiram korbannya. Motifnya bisa bermacam-macam mulai dari melumpuhkan korban, cemburu, balas dendam, sampai tawuran antarpelajar. Ada juga yang menyiram air keras kepada para pengguna jalan. Akibatnya bisa fatal, kulit akan melepuh seperti luka bakar dan berisiko yang mengancam jiwa.

Kasus penyiraman air keras yang paling heboh terjadi di Tanah Air adalah yang menimpa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Ia mendapat teror serangan air keras beberapa waktu lalu. Ditelusuri, jenis air keras yang mencederai Novel adalah asam fulfat. Akibatnya, Novel Baswedan mengalami cacat sebelah matanya.

Merusak tubuh

Cairan air keras sangat berbahaya. Sifatnya korosif atau merusak tubuh. Bayangkan, cairan ini bisa meluruhkan karat dan kerak pada besi, bahkan bisa membuat bolong besi yang keras, apalagi kulit manusia yang rapuh. Seseorang yang terkena cairan ini, hanya dalam hitungan detik akan mengalami kerusakan di bagian tubuhnya yang terpapar. Bila terkena mata bisa menyebabkan kebutaan.

Cairan ini sering digunakan dalam penelitian di laboratorium kimia. Tentu semestinya tidak boleh dijual bebas meski hingga kini aturannya belum jelas soal peredaran bahan kimia keras.

Air keras terdiri dari berberapa macam. Jenis asam sulfat adalah yang paling terkenal. Cairan ini tidak berwarna dan juga tidak memiliki bau. Asam sulfat bisa larut dalam air dan bisa menyebabkan kerusakan serius, terutama pada saat bahan kimia kontak pada kulit, mata, apalagi tertelan.

Jenis berikutnya adalah asam klorida yang juga bersifat korosif bila bersentuham dengan kulit, mata, atau organ internal. Mengutip MSDSonline, kerusakannya bisa berdampak ireversibel atau bahkan fatal pada kasus yang berat.

Ada juga air keras yang mengandung asam nitrat. Mengutip Medlineplus, cairan ini memiliki warna kuning dan bersifat racun, sehingga amat berbahaya jika larutan ini tertelan atau terhirup. Bila seseorang keracunan asam nitrat, gejala yang muncul, antara lain sakit perut, demam, sakit pada mulut, tenggorokan bengkak.

Yang terakhir adalah asam fosfat. Jenis air keras ini biasanya terdapat pada pembersih logam, disinfektan, dan deterjen. Pada laman Homeremedies disebutkan asam fosfat ini cepat bereaksi pada kontak kulit.

Ada beberapa efek yang berbeda terhadap beberapa bagian tubuh yang terkena air keras ini. Area kulit dan mata menjadi yang paling rawan terkena cairan ini. Masih mengutip Medlineplus, jika terkena kulit, larutan dengan kandungan asam sulfat yang tinggi dapat menyebabkan luka terbakar dan nyeri hebat. Tak hanya itu, paparan air keras bisa meninggalkan lepuhan yang membekas.

Selain akan melepuh, kulit biasanya akan menggelembung, kemudian mengerut lagi. Proses ini dikenal dengan istilah Sikatrik, yaitu saat bekas kulit yang terpapar mengerut. Hal ini tergantung seberapa banyak air keras yang terkena di bagian tubuh.

Efek yang merusak juga bisa terjadi pada mata. Setelah tersiram air keras meski tidak sengaja, indra penglihatan bisa mengalami penurunan fungsi yang ekstrem. Bahkan terancam kehilangan penglihatan.

Sementara jika larutan ini terhirup, terutama asam sulfat dan asam klorida, zat ini bisa masuk ke dalam saluran hidung dan paru. Akibatnya bisa menimbulkan gejala perubahan warna menjadi biru pada kulit, bibir, dan kuku. Juga diikuti dengan kesulitan bernapas, tubuh seketika menjadi lemas, nyeri dada disertai sesak, tersedak, batuk-batuk, bisa disertai darah, pusing, penurunan tekanan darah serta denyut nadi menjadi lebih cepat.

Bagaimana jika cairan air keras tertelan? Beberapa gejala yang mungkin muncul di antaranya rasa terbakar dan nyeri hebat pada mulut serta tenggorokan. Juga pembengkakan di area tenggorokan hingga menyebabkan kesulitan bernapas, sakit perut yang parah, muntah berdarah, nyeri dada hebat, penurunan tekanan darah ekstrem hingga menyebabkan syok serta penglihatan mulai menurun.

Pertolongan pertama

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama jika seseorang terkena air keras. Tindakan pertama ini penting untuk mengurangi dampak terparah dari paparan larutan dengan kandungan asam yang kuat ini yang bisa menyebabkan penurunan fungsi banyak organ penting di dalam tubuh, termasuk jantung.

Mengutip Gooddoktor, pertolongan pertama yang bisa dilakukan di antaranya, jika air keras tak sengaja tertelan, minum segera air putih atau susu (1-2 cangkir untuk orang dewasa dan seperempat hingga setengah cangkir untuk anak-anak).

Jika terkena mata, segera cuci area yang terkena air keras dengan air bersih mengalir atau menggunakan larutan garam. Lakukan proses pembersihan itu selama minimal 30 menit. Jika mata terkontaminasi partikel padat, buka kelopak dan keluarkan benda itu sesegera mungkin.

Sedangkan jika air keras menyentuh kulit, segera lepaskan pakaian dan perhiasan. Kemudian, cuci permukaan kulit terdampak dengan air bersih mengalir sampai gejala berkurang dan tak ada lagi larutan asam yang tertinggal.

Segera cari tempat terbuka yang memiliki udara segar jika air keras tak sengaja terhirup. Jika kesulitan bernapas, minta orang terdekat untuk memberi napas buatan dan jangan menunggu lebih lama untuk mendatangi rumah sakit terdekat.

Back to top button