Untuk memerangi penyelewengan pembelian BBM, Pemkot Semarang bersama PT Pertamina Retail, merealisasikan penggunaan kartu berteknologi Radio Frequency Identification (RFID). Kartu khusus ini digunakan saat pembelian BBM di SPBU milik Pertamina.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu berharap kerja sama ini, efektif mencegah penyelewengan BBM subsidi, khususnya di masing-masing dinas. Selain itu, kartu RFID ini, memudahkan dalam bertransaksi BBM, karena sudah menggunakan skema nontunai atau cashless.
“Harapannya pengeluaran dinas untuk BBM, bisa transparan. Jadi mudah karena tidak perlu bawa uang misalnya kalau nominal tidak genap kan kembalian susah makanya dengan kartu ini jadi lebih memudahkan,” kata Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu usai meresmikan penggunaan kartu RFID di SPBU Coco Sultan Agung, Semarang, dikutip dari InilahJateng, Jumat (5/1/2024).
Penggunaan kartu RFID, kata dia, memiliki banyak keunggulan. Di mana, transaksi BBM bisa dicek setiap bulan. Sehingga bisa terpantau berapa biaya BBM untuk satu kendaraan dinas per bulan.
Sementara limit kartunya, lanjut Walkot Ita, bisa disesuaikan dengan kendaraan yang sudah disusun dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DPA). Sehingga, pengisian BBM tidak bisa melebihi limit yang ditetapkan. Limit yang diberikan juga sudah melalui kajian pada setiap tahunnya.
“Misalnya Kepala Dinas itu limit BBM-nya, 7 liter per hari kerja. Nanti kendaraan dinas dan operasional lainnya berbeda. Bahkan mesin pemotong rumput juga beli BBM pake RFID tapi nanti Pertamina menyediakan paket khusus untuk mesin seperti itu,” bebernya.
Selain Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Walkot Ita berharap, seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) bisa menggunakan kartu RFID.
“Masing-masing dinas akan bekerja sama dengan Pertamina langsung. Ada DLH, Dishub dan DPU yang anggaran BBM nya besar. Dengan RFID ini kan bisa realtime dan mengetahui langsung pengeluaran BBM dalam satu dinas,” tandasnya.
