Market

Harga Rumah Tinggi, Sri Mulyani Sarankan Kaum Milenial Numpang Dulu di Rumah Mertua

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengakui kemampuan generasi muda untuk membeli rumah tinggal baru yang masih rendah. Ketidakmampuan generasi muda untuk membeli rumah karena harga perumahaan sekarang sudah cukup mahal.

Sri Mulyani mengatakan harga jual rumah saat ini semakin mahal karena harga bahan pokok yakni tahan atau lahan yang terus naik setiap tahun. Faktor lain yang ikut mendongkrak harga rumah adalah bahan baku berupa material bangunan yang juga terus naik. Apalagi saat ini tengah terjadi peningkatan inflasi hampir di semua negara.

“Harga rumah ini cenderung naik dan membuat masyarakat akan sulit beli rumah. Ini jadi salah satu implikasi dari situasi dunia dan pengaruhnya ke perumahan,” kata Sri Mulyani dalam pembukaan Securitization Summit 2022, Jakarta, Rabu (6/7/2022).

Lebih lanjut, Sri Mulyani menambahkan, meski harganya yang mahal, sektor perumahan menjadi salah satu yang terkena imbas dari pandemi COVID-19. Sebab saat pandemi seluruh sektor terkena imbasnya.

Bukti lesunya sektor perumahan ini dapat terlihat dari pertumbuhannya yang turun dalam dua tahun terakhir. Dia menyebut pada 2019 pertumbuhan sektor perumahaan masih sebesar 11,84 persen.

Namun angka itu turun drastis pada 2020 yang hanya 4,34 persen. Setalah itu pada 2021 angkanya kembali naik namun tidak begitu signifikan. Angka pertumbuhannya hanya mencapai 5,74 persen.

Sri Mulyani mengakui sektor perumahan memang menjanjikan dengan kontribusi terhadap PDB hingga 13 persen. Namun sebelum pandemi sektor ini juga sudah banyak kendala karena harga rumah yang sangat mahal. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan atau daya beli dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

“Kita buat skema kredit rumah rakyat bersubsidi, tapi dari sisi suplai dan demainnya ini yang memang bermasalah sejak awal,” kata dia.

Suplai yang dimaksud yakni produksi dan bangunan rumah, sedangkan demain masyarakat yang membutuhkan rumah. Sri Mulyani mengatakan pasar baru akan tercipta jika keduanya bertemu pada titik yang sama. Namun sayangnya tingginya kebutuhan rumah tidak berimbang dengan kemampuan daya beli dan permodalan bagi para produsen perumahan.

Khusus bagi generasi muda saat ini yang membutuhkan rumah tinggal, harga jual yang tinggi membuat mereka tidak sanggup membelinya. Untuk itu, Sri Mulyani menyarankan mereka mencari tempat tinggal alternatif lain.

“Jadi mereka cukup tinggal di mertua atau sewa. Kalau mertuanya punya rumah juga, kalau enggak punya rumah, masalah lagi. Jadi ini mengulung generasi,” kata Sri Mulyani.

Back to top button