News

Soroti Hasil Survei Litbang Kompas, NCW: Hasil Intimidasi Jenderal Bintang Tujuh


Ketua Umum DPP Nasional Corruption Watch (NCW), Hanifa Sutrisna menoyoroti jarak atau gap elektabilitas antara Ganjar-Mahfud dengan Prabowo-Gibran, serta Anies-Muhaimin (AMIN) pada survei Litbang Kompas yang dirilis beberapa waktu lalu.

“Jadi berdasarkan data informasi yang kita terima terkait dengan data Litbang Kompas. Ini hasil Litbang Kompas ini, ini anomalinya luar biasa,” jelas Hanifa dalam YouTube Nasional Corruption Watch bertajuk ‘Pers di Bungkam: KKN Merajalela’ dikutip Minggu (17/12/2023).

“Tidak mungkin hasil Litbang Kompas sebelumnya itu gap-nya cuma satu (sampai) dua persen dan itu yang paling besar itu adalah antara Ganjar ke Prabowo. Prabowo ke Anies, ini gap-nya besar kalau ke paslon nomor 1,” lanjutnya.

Ia pun mempertanyakan metode apa sebenarnya yang digunakan oleh Litbang Kompas, terkait hasil survei terbarunya. Apakah metode yang digunakan sudah berubah atau belum.

“Kalau seandainya belum ada perubahan yang signifikan, tidak akan terjadi gap atau penurunan yang luar biasa terhadap pemilih Ganjar dan AMIN,” ujarnya.

Hanifa pun membeberkan dirinya sempat mendapat satu pesan penting terkait kebenaran di balik hasil survei Litbang Kompas. 
Isi pesannya terkait adanya campur tangan penguasa dalam hasil survei tersebut.

“Masuk lah satu barang, mengatakan bahwa kepala Litbang Kompas ditelepon oleh jenderal bintang tujuh, supaya mengeluarkan hasil survei seperti ini,” ungkap dia.

Oleh karena itu, ia menyimpulkan tentu hal ini menjadi bagian dari intimidasi, intervensi, represi, bahkan upaya kolusi dengan cara memaksa. “Ini terjadi saat ini. Dan ini tidak hanya berlaku mungkin di Kompas saja, hampir semua lembaga survei,” pungkas Hanifa.

Diketahui, Litbang Kompas merilis hasil survei terbaru mengenai elektabilitas calon presiden pada Desember 2023, atau dua bulan sebelum Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Hasilnya, elektabiltas capres nomor urut 1 Anies Baswedan menempel ketat capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.

Perbedaan keduanya sangat tipis, hanya 0,6 persen. Anies yang diusung oleh Koalisi Perubahan berada di peringkat ketiga dengan angka 17,4 persen, sedangkan Ganjar yang diusung PDIP bertengger di urutan kedua dengan 18 persen.

Adapun capres nomor urut 2 Prabowo berada di peringkat pertama dengan keunggulan elektabilitas yang signifikan dibanding dua capres lawannya, yaitu sebesar 39,7 persen.

Back to top button