Kanal

Muktamar Gerakan Pemuda Al Washliyah dan Hari Sumpah Pemuda

Kamis, 14 Jul 2022 – 19:35 WIB

Sumpah pemuda al washliyah - inilah.com

Sumpah Pemuda – freepik

Oktober menjadi bulan penuh dengan makna, karena di tanggal 28 oktober lahir sebuah gagasan para pemuda Indonesia untuk menyuarakan sumpah atas kemerdekaan pemuda terhadap negeri yang mereka perjuangkan. Pada tanggal 28 Oktober setiap tahun sebagai momentum bersatunya para pemuda.

Sumpah Pemuda menjadi momen kunci dalam perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan. Para pemuda kerap memegang peran penting dalam sejarah Indonesia, sebut saja peristiwa Rengasdengklok di mana para pemuda mampu memproklamasikan kemerdekaan, hingga gerakan Reformasi yang dimotori kelompok mahasiswa dan berhasil mengakhiri kekuasaan Orde Baru.

Kalau kita kembali menengok sejarah bangsa ini, jelas sekali betapa anak-anak muda ketap memiliki keberanian untuk merumuskan gagasan-gagasan baru dan orisinil yang bermanfaat bagi bangsa. Kaum muda juga sering tampil ke depan, mengambil inisiatif baru, dan menjadi aktivis yang dinamis dan militan.

Hari ini semua orang boleh berbeda dalam menilai dan menakar kondisi pemuda. Akan tetapi, sejarah negeri ini mencatat pemuda memiliki keterlibatan atau peran yang sangat intensif untuk masyarakatnya. Suara pemuda yang memiliki daya dorong perubahan, meskipun setiap zaman memiliki nilai sejarah yang tidak sama dengan keberadaan kondisi saat ini.

Wajib di ingat keberadaan pemuda yang kerap disebut dengan generasi muda. Istilah ini merupakan istilah demografis atau sosiologis dalam konteks tertentu. Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa pemuda ialah kelompok manusia yang berusia antara 10–24, 15–30, dan 30–40 serta mereka yang secara psikologis mempunyai jiwa muda dan mempunyai identitas kepemudaan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pemuda adalah mereka yang berumur 10–40 tahun atau lebih, dengan catatan mereka yang berumur 40 tahun secara psikologis mempunyai jiwa kepemudaan.

Muktamar Gerakan Pemuda Al Washliyah ke XX Sebagai Pelopor Perubahan

Melihat sejarah para pelopor muda sepatutnya diambil pelajaran oleh kaum muda hari ini untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin modern. Sebagaimana sejarah dibangun oleh kaum muda masa-masa silam, hari ini kaum muda dituntut mampu melukiskan sendiri sejarahnya. Sebagaimana masa lalu, hari ini masih ada sekian tumpuk masalah kemanusiaan yang begitu setia mengiringi dinamika masyarakat kita.

Muktamar Gerakan Pemuda Al Washliyah merupakan salah satu penyemangat untuk pemuda sebagai energi baru dan daya dorong bagi perubahan. Keberadaan Muktamar harus mampu menjadi kesadaran sosial pentingya perubahan untuk kaum muda Al Washliyah. Kesadaran pemuda yang dapat menempatkan manusia sebagai subjek yang bebas untuk mengembangkan potensi diri dan kemanusiaannya secara maksimal.

Gerakan Pemuda Al Washliyah Kelahirannya tidak terlepas dari sikap juang dan patriotis para penggagasnya. Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA) secara fundamen didirikan saat kongres III Al Washliyah di kota Medan, 11 Januari 1941. Inilah tonggak sejarah awal berdirinya GPA, meskipun saat itu posisi pemuda Al Washliyah masih berada dalam lingkup majelis Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah.

Berdirinya GPA secara ruh telah lahir beberapa tahun sebelum kongres III. Ide dan cita-cita pendirian GPA itu sudah dirasakan pada kongres pertama Al Washliyah tahun 1936 di kota Medan. Karena ketika itu dirasakan pentingnya generasi muda Al Washliyah sebagai pelanjut dan penerus estafet usaha dan amal Al Washliyah. Setelah itu, ruh pendirian pemuda Al Washliyah ini diperkuat lagi dalam kongres II tahun 1938 juga di Medan.

Sejarah juga telah mencatat bagaimana sulitnya hidup pada zaman penjajah. Sulit dalam hal apa saja, bahkan sulit dalam hal mendapat mendapatkan sandang pangan, sulit menegakkan akidah dan keyaklinan. Seluruh rakyat Indonesia ketika itu merasakan bagaimana pahit dan kejamnya perlakuan penjajah terhadap rakyat Indonesia.

Dalam hal mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, GPA ikut serta dalam sebuah gerakan rahasia dalam merebut kekuasaan dan mempertahankan proklamasi kemerdekaan dari penjajah. Pemuda Al Washliyah merupakan salah satu kepemudaan yang membentuk gerakan rahasia dengan nama Barisan Pemuda Indonesia. Setelah itu dikerahkanlah seluruh pemuda Al Washliyah untuk bergabung dengan Barisan Pemuda Indonesia dimana saja berada.

Salah satu momen penting bagi pemuda Al Washliyah dalam menentukan dan menegakkan NKRI di Sumatera Utara. Saat sesudah agresi kedua, bulan Desember 1948 adanya keinginan sebagian komponen bangsa yang ingin mendirikan Negara Sumatera Timur (NST). Untuk itu pemuda Al Washliyah ikut serta dalam Kongres Rakyat untuk menentukan dan memutuskan hidup tidaknya NST. Atas semangat NKRI, maka para mujahid Pemuda Al Washliyah ikut menggiring kembali kepangkuan NKRI.

Jiwa militansi para pejuang dan mujahid Pemuda Al Washliyah terdahulu harus tetap dimiliki oleh GPA saat ini dan akan datang. Dengan suksesi Muktamar Gerakan Pemuda Ak Washliyah ke XX, sejarah pemuda Al Washliyah di ingatkan kembali akan pentingnya nilai nilain perjuangan dan penegakan NKRI sebagai landasan bernegara.

Gerakan Pemuda Al Washliyaj harus berani menghadapi apapun, selagi itu benar dan bisa dipertanggung jawabkan. Berani mengatakan yang benar adalah suatu keharusan bagi kader GPA, karena terkadang untuk mengatakan kebenaran itu terasa berat dan sulit untuk bisa di ucapkan dengan lantang.

Pesatnya perkembangan teknologi hari ini sudah selayaknya pemuda hari ini memanfaatkan berbagai kemudahan tersebut untuk berperan aktif sebagai pelopor dalam memperjuangkan kebenaran, keadilan dan juga kesejahteraan sosial. Di masa sekarang sudah sangat banyak wadah bagi para pemuda untuk menyalurkan pemikirannya, baik berupa media online, media sosial maupun media cetak. Seharusnya, ini menjadi kelebihan yang patut dimanfaatkan oleh pemuda hari ini untuk melampaui pencapaian-pencapaian gemilang kaum muda di masa silam.

Melalui Muktanar Gerakan Pemuda Al Washliyah, pemuda Al Washliyah harus mampu mempertahankan jati dirinya sebagai manusia yang kritis dan konseptual. Generasi yang mampu berperan aktif sebagai pengawas kebijakan-kebijakan penguasa dalam rangka mencegah kebijakan-kebijakan yang dirasa keliru dan menyengsarakan rakyat.

Masyarar Indonesia merindukan pemuda-pemudi yang memiliki api semangat dalam mengkritisi kebijakan-kebijakan yang kurang tepat. Tentunya dengan tekad membawa bangsa ini sejahtera dan tidak lagi menjadi bangsa yang tertinggal.

Ahmad Husni

Seketaris wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah DKI Jakarta, Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Jayabaya

Back to top button