Market

Godaan dari Produsen Migas, Hitung Kancing Jokowi: RI Gabung BRICS

Aliansi ekonomi BRICS mengumumkan ekspansinya berhasil mengumpulkan 6 produsen minyak kakap di dunia, yaitu Arab Saudi, Rusia, China, Brasil, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA). Daya tarik BRICS membesar.

Ekonom UPN Veteran-Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menilai, kehadiran 6 produsen minyak besar dalam aliansi BRICS, menjadi sorotan utama. Karena, mereka memiliki peran strategis dalam perekonomian global serta perdagangan migas internasional.

“Pergabungan ini menandai potensi pergeseran dalam dinamika ekonomi global, terutama dalam upaya mendekatkan perdagangan minyak ke mata uang lokal dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS,” kata Achmad Nur, Jakarta, Sabtu (2/9/2023).

Saat ini, kata Matnur, sapaan akrabnya, lebih dari 90 persen penjualan minyak di seluruh dunia, dilakukan dalam mata uang dolar AS. Hal itu, memberikan kekuatan dan kontrol yang besar bagi AS, atas sistem keuangan global.

“Namun, dengan adanya produsen minyak terbesar di dunia yang menjadi bagian dari aliansi BRICS, muncul potensi kolaboratif untuk mengubah paradigma ini,” kata Matnur.

Meskipun langkah menuju dedolarisasi dalam perdagangan minyak terkesan sangat ambisius, kata matnur, kehadiran anggota BRICS yang merupakan pemain utama dalam produksi minyak dunia, membuka peluang baru untuk mencapai tujuan tersebut.

Dan, kata dia, BRICS baru saja mengadakan pertemuan puncak yang membahas potensi ekspansi dan pengembangan kebijakan mata uang lokal untuk perdagangan internasional.

“Aliansi ini memiliki potensi untuk memanfaatkan produksi minyak massal yang dimilikinya sebagai alat untuk memperkuat usaha dedolarisasi,” imbuh Matnur.

Sejak Minggu (20/8/2023), Presiden Jokowi berada di Afrika Selatan untuk menghadiri KTT BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan South Africa) di Johannesburg, Afrika Selatan.

Kala itu, Jokowi didapuk sebagai salah satu pembicara dalam KTT BRICS yang berlangsung pada 22 hingga 24 Agustus 2023 di Johannesburg, Afrika Selatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir menjadi salah satu pembicara. Di sela-sela acara KTT BRICS, Jokowi juga diagendakan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan berbagai kepala negara.

Jokowi mengajak agar seluruh negara berkembang, harus terus menyuarakan kerja sama yang setara dan inklusif. Menurut dia, BRICS bisa menjadi bagian untuk memperjuangkan keadilan pembangunan dan mereformasi tata kelola dunia yang lebih adil.

Tatanan ekonomi dunia saat ini, kata Jokowi, sangatlah tidak adil. Gap pembangunan pun semakin lebar, rakyat semakin miskin, dan jumlah masyarakat yang kelaparan semakin bertambah. Karena itu, ia mengajak para pemimpin negara lainnya agar tidak terus menerus membiarkan situasi tersebut.

Menurut Jokowi, kehadirannya dalam KTT BRICS ini bukan hanya dalam kapasitasnya sebagai pemimpin Indonesia, namun juga sebagai sesama pemimpin The Global South yang mewakili 85 persen populasi dunia.

Kehadirannya, lanjut Jokowi, juga didasari keinginan untuk terus menghidupkan spirit Bandung yang dinilainya masih sangat relevan hingga saat ini.

Back to top button