Market

Gerus Kemiskinan dan Pengangguran, Peneliti Indef: 10 Tahun Jokowi Gagal Wujudkan Janjinya


Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Abra Talattov memperkirakan janji politik Presiden Jokowi terkait pengurangan kemiskinan dan pengangguran bakalan meleset.

Dikutip Selasa (5/3/2024), dia mengingatkan adanya janji politik Jokowi saat kampanye 2014 tentang penurunan angka kemiskinan hingga ke level 6-7,5 persen. “Namun kenyataannya, kemiskinan di Indonesia hingga saat ini mencapai 9,3 persen,” kata Abra dalam sebuah diskusi yang diinisiasi PB PMII, Jakarta.

Kemiskinan selalu berikatan dengan angka pengangguran. Kebetulan, Presiden Jokowi pernah menyatakan janji akan menggerus angka pengangguran nasional menjadi 3,5 hingga 4 persen. “Lagi-lagi kenyataannya meleset. Angka pengangguran di Indonesia per hari ini masih di angka 5,2 persen,” kata Abra.

Yang bikin miris, kata Abra, sebesar 20 persen generasi Z saat ini masuk kelompok pengangguran. “Artinya kalau pemerintah menutup mata fakta-fakta persoalan sosial, terkhusus anak muda yang masih ada idealisme. Ini akan jadi bom waktu. Ketika para elit begitu vulgarnya mendistribusikan kekuasaan dan fasilitas negara untuk kepentingan kelompok atau keluarga. Ini berbahaya,” tuturnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk miskin per Maret 2023 mengalami penurunan 0,21 persen ketimbang September 2022, menjadi 9,36 persen.

Atau, jumlah rakyat miskin pada Maret 2023 sebanyak 25,90 juta orang. Turun 0,46 juta orang dibandingkan September 2022 dan berkurang 0,26 juta orang terhadap Maret 2022.

Namun angka kemiskinan yang turun ini, tidak diiringi dengan turunnya angka ketimpangan atau gini ratio.

Penurunan angka kemiskinan pada Maret 2023 sejalan dengan menguatnya aktivitas ekonomi, menurunnya angka pengangguran, serta inflasi yang semakin terkendali.

Selain itu, penyaluran bansos pada kuartal I 2023 juga efektif dengan realisasi program keluarga harapan (PKH) mencapai 89,3 persen. Sementara kartu sembako mencapai 86,5 persen.

Pada Maret 2023, pemerintah juga menggulirkan tambahan bantuan pangan beras dalam rangka menjaga akses pangan rumah tangga miskin dan rentan serta menjaga stabilitas harga pangan.

Penurunan angka kemiskinan terjadi saat garis kemiskinan meningkat 2,78 persen dibandingkan September 2022. Per Maret 2023, garis kemiskinan naik dari Rp535.000 menjadi Rp550.458. Peningkatan garis kemiskinan di wilayah perkotaan, terpantau lebih tinggi ketimbang perdesaan.

Back to top button