News

Ganjar Nilai Keselamatan Bangsa Terancam Akibat Pemerintah Beli Alutsista Bekas


Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menilai kebijakan pemerintah dalam membeli alat utama sistem senjata (alutsista) bekas dapat mengancam keselamatan pertahanan dan keamanan nasional.

Hal tersebut ia utarakan dalam pidatonya di debat ketiga capres yang berlangsung di Istora Senayan, Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, dikutip Senin (8/1/2024).

“Persoalannya, dalam Renstra untuk Essential Minimum Force pada 2024, kita juga masih sangat jauh,” kata Ganjar.

Ganjar menyebut bahwa pembelian alutsisa ini juga turut menyumbang perkembangan utang luar negeri. Hal ini lantas mengakibatkan peningkatan anggaran dalam penanganannya.

Berdasarkan fakta tersebut, Ganjar meyakini pentingnya perencanaan dalam memperkuat pertahanan Indonesia menjadi lebih baik. Tentunya, dengan adanya penegasan dam strategi kebijakan yang berubah, salah satu dengan memperkuat industri pertahanan dalam negeri.

“Tank bakal diproduksi Pindad, (Kapal) Freegat oleh PAL, sedangkan sistem Siber ada LEN,” ujarnya.

Dengan demikian, Ganjar semakin yakin dengan untuk memperkuat sistem pertahanan dan keamanan bangsa. Di samping itu, hal ini juga dapat terwujud dengan menekan laju pertumbuhan utang.

“Alhasil, kita bisa bangun dengan No Utang, No Usang,” tuturnya.

Melalui proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan mencapai tujuh persen, Ganjar pun memastikan alokasi anggaran pertahanan bakal ditingkatkan hingga dua persen. Selain itu, ia juga berencana mengubah pola perencanaan pengadaan alutsista.

“Kalau selama ini yang didatangkan alutsista bekas impor, itupun tidak disusun dari bottom up, melainkan top down. Sehingga banyak alutsista pun tidak sesuai kebutuhan matra,” ucapnya. 

Back to top button