Arena

Gagal Perkuat Timnas di Piala Dunia U-17, PSSI Jelaskan Soal Status Chow-Yun Damanik

PSSI akhirnya buka suara ihwal gagalnya pemain keturunan Chow-Yun Damanik berseragam Timnas Indonesia untuk ajang Piala Dunia U-17 2023.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga mengatakan bahwa benar, Ibu dari Damanik sebelumnya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang kini telah berpindah paspor dan mengantongi status warga negara Swiss.

Namun, Arya menyebut, PSSI masih menelaah beberapa opsi guna memberi kesempatan agar Damanik dapat memperkuat Timnas Indonesia di masa yang akan datang.

Pertama, apabila diketahui sang ibu melepas WNI sebelum Damanik lahir, maka sang anak otomatis WNA karena kedua orang tuanya merupakan WNA.

“Apabila sang anak WNA tidak dapat diajukan naturalisasi istimewa dikarenakan belum berusia 18 tahun sesuai Pasal 5 Ayat 1 Permenpora No.10 tahun 2023,” kata Arya, Senin (30/10/2023).

Naturalisasi istimewa merupakan proses pewarganegaran yang diberikan negara kepada seseorang yang dinilai telah berjasa pada negara. Berdasarkan hukum Pasal 20 UU Nomor 12 Tahun 2006, orang asing yang telah berjasa dapat diberikan kewarganeraan RI oleh Presiden setelah dipertimbangkan DPR.

Proses naturalisasi istimewa ini pun didapatkan oleh beberapa pemain timnas seperti, Jordi Amat dan Sandy Walsh.

Sementara, untuk kasus Damanik, Arya menyebutkan apabila diketahui sang ibu melepas WNI setelah sang putra lahir, maka dapat dibantu pembentukan paspor termasuk subyek dwi kewarganegaraan dengan telaahan dari Ditjen Administrsi Hukum Umum (AHU).

Sehingga dengan demikian, pemain milik klub Swiss, FC Lausanne-Sport U-17 itu dapat mengajukan paspor WNI dengan status dwi kewarganegaraan dengan batas memilih di usia 21.

PSSI pun sangat mempertimbangkan opsi terakhir tersebut, dengan catatan bahwa sang Ibu dapat menunjukkan bukti bahwa pelepasan status WNI-nya dilakukan setelah Damanik lahir.

“Kami terus melakukan komunikasi sampai kemarin meminta dokumen kapan pelepasan WNI Ibunya, yang sayangnya sampai hari ini tidak bisa diberikan oleh keluarganya. Jadi kami dari PSSI walau sangat berat tetap harus mematuhi regulasi yang berlaku di Indonesia dan tidak bisa melanggar regulasi tersebut karena tidak ada yang boleh dikecualikan,” tandasnya.

Back to top button