Market

Fenomena El Nino, Pengusaha Sawit Khawatir Kebakaran Hutan Besar-besaran

El Nino yang membawa kekeringan, dikhawatirkan memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Potensi ini membuat pengusaha sawit ketar-ketir.

Ketua bidang Lingkungan dan ISPO GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), Kalimantan Tengah, Sutto Suwahyo menegaskan, komitmen GAPKI dalam merangkul para pemangku kepentingan secara lebih dini sebagai upaya memitigasi resiko karhutla.

Fenomena El Nino diprediksi memberikan resiko besar pada terjadinya karhutla, terutama semak-belukar, gambut dan lahan terlantar. Untuk memitigasi resiko karhutla, GAPKI Kalteng melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) bersama pemerintah,” kata Sutto, Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Sutto menerangkan, GAPKI menyiapkan sarana dan prasarana di seluruh perusahaan anggota, mengedukasi masyarakat dan petani kelapa sawit sekitar, juga melakukan TMC di masa El-Nino.

“Setiap hari kami melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap seluruh wilayah Kalteng. Dari hasil evaluasi tersebut akan diputuskan daerah mana yang rawan dan menjadi prioritas pelaksanaan TMC. Kami tidak ingin kejadian kebakaran lahan terulang lagi. Maka sebelum itu terjadi, kami aktif melakukan upaya-upaya pencegahan,” tegas Sutto, .

TMC merupakan program pemerintah dalam memitigasi resiko panas ekstrim akibat El-nino. GAPKI cabang Kalteng mendukung pemerintah dalam upaya tersebut selama enam hari yakni dari tanggal 25 sampai dengan 30 Agustus 2023. Sasarannya seluruh area Kalteng memiliki tingkat kelembapan paling rendah atau sangat kering.

Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Riau menjadi daerah yang rentan terhadap kasus karhutla. Menurut data BRIN, selama bulan Agustus sudah ditemukan lebih dari 60 hotspot di beberapa titik di Kalteng.

“Secara historis, curah hujan wilayah Kalteng pada bulan Agustus 2023, hingga tanggal 24 menunjukan penurunan dibanding rata-rata historisnya. Hal ini menunjukan el nino yang sangat besarnya pengaruhnya di Kalteng. Diharapkan dengan TMC, tidak hanya meminimalisir hotspot tapi kami berambisi agar zero hotspot di Kalteng,” ungkap Koordinator Lapangan TMC Kalteng, Chandra Fadlillah.

Sesuai dengan Inpres No 3 Tahun 2020, TMC telah menjadi bagian dari strategi nasional dalam mitigasi dan penanggulangan karhutla. TMC dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, diantaranya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK), GAPKI dan pemangku kepentingan setempat.

Back to top button