News

Komnas Haji Ingatkan Risiko Haji Tanpa Antre: Lebih Banyak Susah Daripada Berkah


Dengan pendekatan hari besar keagamaan, penawaran menarik terkait ibadah haji mulai bermunculan. Ketua Komnas Haji, Mustolih Siradj, mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap penawaran haji tanpa antrean yang menjanjikan kemudahan namun berpotensi besar membawa masalah dan bahkan musibah.

Dalam konteks saat ini, di mana lebih dari 5,3 juta orang tercatat dalam antrean haji Kementerian Agama dan dengan kuota haji yang sangat terbatas, penawaran haji instan seperti “haji tanpa antre”, “haji murah”, dan “haji VIP” semakin marak di media sosial. Harga yang ditawarkan sering kali sangat tinggi, dan risiko kegagalan pun tak kalah besar.

“Kondisi ini adalah akibat dari ketimpangan besar antara permintaan dan kuota yang tersedia, yang hanya 221 ribu per tahun,” jelas Mustolih Siradj dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/5/2024). 

“Masyarakat seharusnya tidak tergiur dengan janji-janji haji tanpa antrean yang tidak hanya ilegal tetapi juga tidak sah secara hukum Islam jika dilakukan tanpa visa resmi.”

Baru-baru ini, pemerintah Saudi telah menegaskan bahwa visa kunjungan, pariwisata, atau pekerjaan tidak akan diizinkan untuk digunakan dalam melakukan ibadah haji. Pelanggaran terhadap aturan ini dapat mengakibatkan deportasi, penahanan, atau bahkan pencatatan hitam hingga 10 tahun.

Selain itu, beberapa WNI baru-baru ini mengalami deportasi dan masuk daftar hitam karena menggunakan visa secara ilegal. Ada juga jemaah haji yang terlantar di Filipina setelah ditipu oleh agen perjalanan, mengalami kerugian finansial dan malu yang mendalam.

Karena itu, Mustolih menekankan pentingnya berhati-hati dalam memilih paket haji. 

“Pilihlah skema haji resmi melalui Kementerian Agama atau melalui biro perjalanan yang memiliki izin resmi untuk haji khusus. Jangan sampai niat baik untuk beribadah berubah menjadi masalah serius yang merugikan,” tutupnya.

Masyarakat diimbau untuk selalu memverifikasi legalitas dan keabsahan paket haji yang ditawarkan serta menghindari tawaran yang terdengar terlalu baik untuk menjadi kenyataan, guna menghindari masalah di kemudian hari.

Back to top button