Hangout

Fakta tentang Sampah di Indonesia yang Wajib Diketahui

Temuan lautan dan gunung sampah di dalam hutan di Bali Utara, Bali menjadi viral dan mendapat sorotan media Australia. Tumpukan sampah ini pertama kali diungkap seorang turis asing bernama Gary Benchegib di akun Instagramnya, 25 Juli 2023. Ia mendapati lautan dan gunung sampah bersama tim Sungai Watch.

Kasus tumpukan sampah ini tentu saja mengundang keprihatinan. Sebab Bali selama ini terkenal dengan keindahan alamnya.

Mungkin anda suka

Namun menurut media Australia yang memuat unggahan video Gary, penanganan sampah di Bali telah menjadi topik panas sejak lama. Pada musim hujan yang biasanya berlangsung Oktober hingga Maret, setiap hari banyak sampah bertebaran di pantai Kuta, Seminyak, Legian, dan Jimbaran.

Persoalan sampah di Indonesia memang masih menjadi pekerjaan rumah yang tidak kunjung rampung. Bahkan kondisinya makin memprihatinkan.

Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan, pada tahun 2022 Indonesia menghasilkan sampah mencapai 19,45 juta ton.

Angka tersebut ternyata telah menurun 37,52% dari 2021 yang sebanyak 31,13 juta ton.

Mayoritas sampah nasional berupa sampah sisa makanan dan sampah plastik dengan provinsi penghasil sampah terbesar yaitu Jawa Tengah.

Berikut rincian jenis sampah dan daerah penghasil sampah terbesar di tanah air.

Jenis Sampah:

  • Sisa makanan 41,55%
  • Plastik 18,55%
  • Kayu/ ranting 13,27%
  • Kertas/ Karton 11,04%
  • Logam 2,86%
  • Kaca 1,96%
  • Karet/ kulit 1,68%
  • Sampah jenis lain 6,55%

Provinsi penghasil sampah:

  1. Jawa Tengah 6 juta ton/ hari
  2. DKI Jakarta 7.500 ton/ hari
  3. Jawa Timur 1.630 ton/ hari
  4. Jawa Barat 1.110 ton/ hari

Sederet Fakta tentang Sampah di Indonesia

Indonesia berada di urutan ke 5 negara penghasil sampah terbesar di Indonesia. Posisi pertama China, disusul Amerika Serikat, India dan Brasil.

Sebenarnya telah ada perbaikan peringkat, karena sebelumnya Indonesia menjadi negara nomor dua dengan sampah terbanyak di dunia.

Ini dia sederet fakta sampah di bumi pertiwi:

1. Indonesia hasilkan sampah plastik 66 juta ton per tahun

 fakta tentang sampah
Sampah plastik (Foto: Gettyimages)

Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021 menyebutkan, limbah plastik yang dihasilkan Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3,2 juta ton terbuang ke laut.

Dari total seluruh sampah plastik di Indonesia, setidaknya 10 persen di antaranya terbuang ke laut melalui sungai. Penghuni daerah bantaran sungai dan pesisir menjadi menyumbang pencemaran tersebut.

Saat terapung di laut, plastik akan terpecah menjadi mikroplastik berukuran sangat kecil. Fragmen ini mengapung di lautan tanpa dapat terurai, bahkan berisiko tertelan plankton yang merupakan rantai makanan terkecil dari ekosistem laut.

Ikan-ikan pemakan organisme tersebut otomatis akan terkena imbasnya. Plastik yang terapung juga dapat merusak ekosistem laut, seperti terumbu karang.

Plastik juga menghalangi sinar matahari sehingga terumbu karang tidak bisa berfotosintesis.

2. Sampah plastik terurai 100 – 500 tahun

Sampah menjadi perhatian penting, tak hanya di Indonesia tapi juga dunia. Sampah plastik yang baru terurai secara alami selama 100 hingga 500 tahun, merupakan persoalan serius bagi keberlangsungan lingkungan dan manusia.

Jika tidak ada tindakan, sampah plastik akan menumpuk. Tumpukan sampah plastik di daratan akan menjadi polutan yang mencemari tanah. Sementara, apabila dibakar, sampah plastik menghasilkan racun yang bisa menyebabkan penyakit serius.

3. Indonesia hasilkan sampah makanan Rp27 T per tahun

 fakta tentang sampah
Sampah makanan (Foto: Gettyimages)

Badan Pangan PBB (FAO) mengungkapkan, sampah makanan di Indonesia mencapai 13 juta ton setiap tahun. Jika dikalkukasi dengan rupiah nilainya setara dengan Rp27 trilun.

Sampah ini paling banyak berasal dari retail, katering, dan restoran akibat penyediaan makanan yang berlebihan.

Apabila dikelola dengan baik, 13 juta ton sampah makanan bisa dinikmati lebih dari 28 juta orang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah 28 juta orang ini hampir sama dengan populasi penduduk miskin di Indonesia.

Ironisnya lagi, meski masih banyak warga miskin, mengutip Foodsustainability.eiu.com, Indonesia menduduki posisi kedua, negara pembuang makanan terbanyak di dunia setelah Arab Saudi.

Hal ini terjadi akibat pola konsumsi masyarakat yang buruk sehingga setiap tahun, sampah makanan semakin meningkat.

 4. Kota besar penghasil sampah terbesar

 fakta tentang sampah
Sampah menumpuk di tepi jalan (Foto: Antara)

Kota metropolitan dan kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, adalah penyumbang sampah terbesar.

Rata-rata produksi sampah harian di kota metropolitan (jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa) sebesar 1.300 ton dan kota besar (jumlah penduduk 500 ribu – 1 juta jiwa) adalah 480 ton.

Dikutip dari Brilio.net, jumlah sampah keseluruhan di Jakarta mencapai 7.500 ton per hari. Lebih dari setengahnya merupakan sampah organik seperti sisa makanan. Diprediksi sampah di Jakarta akan meningkat hingga 9.000 ton per hari pada 2025.

5. Pemilahan sampah rumah tangga tidak berjalan baik

Di Indonesia, sampah rumah tangga tidak dipilah dengan baik, baik secara mandiri maupun di tempat pembuangan akhir (TPA). Pada akhirnya, seluruh sampah hanya akan dikumpulkan pada satu tempat pembuangan.

Kondisi ini terjadi karena sejumlah faktor, seperti kesadaran masyarakat yang kurang atas pemilahan sampah. Selain itu, fasilitas pemilahan di TPA khusus reduce, reuse, and recycle (3R) yang ada di Indonesia masih terbatas dan tidak terkelola dengan baik.

Padahal berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sumber sampah yang paling dominan berasal dari rumah tangga (48%). 24% sampah berasal dari pasar tradisional dan 9% berasal dari kawasan komersial. Sisanya berasal dari fasilitas publik, sekolah, kantor, jalan dan sebagainya.

Jenis sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah organik (sisa makanan dan tumbuhan), kemudian plastik dan kertas.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button