Arena

Fajar/Rian Lengser dari Peringkat Satu, Legenda Bulu Tangkis Indonesia Sebut “Sengaja”

Ganda putra andalan Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto resmi kehilangan peringkat nomor satu dunia usai rentetan hasil minor di tahun ini.

Yang terburuk, adalah kegagalan membawa medali emas Asian Games Hangzhou setelah terhenti di perempat final.

Menanggapi hal itu, Legenda bulu tangkis Indonesia Christian Hadinata beranggapan bahwa Fajar/Rian sengaja turun dari singgasana peringkat satu dunia BWF.

“Pencapaian nomor satu dunia itu juga membawa konsekuensi yang tidak mudah lah buat mereka, ya buktinya kan atau faktanya sebelum mereka ranking satu dunia kan prestasinya melesat begitu cepat kan,” ungkap sosok yang akrab disapa Ko Chris kepada wartawan di Pelatnas PBSI, Cipayung, dikutip Kamis (12/10/2023).

Chris mengamini bila tekanan sebagai peringkat satu dunia memang jauh lebih berat. Berdasarkan pengalamannya saat masih aktif bermain, pebulu tangkis yang berstatus ranking satu dunia selalu mendapat tuntutan untuk menang di setiap turnamen.

“Nah ini yang barangkali ya, barangkali yang selalu ada dalam pemikiran mereka (Fajar/Rian) berdua sehingga mainnya tidak lepas,” tambahnya.

Demi menurunkan tekanan tersebut, Christian lantas berpikir, duet jawara All England 2023 tersebut mungkin saja ingin merelakan status ranking pertamanya ke tangan lawan, yang kini dipikul pasangan India Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty.

“Saya kepikiran atau bisa dibilang juga satu candaan gitu dalam pikiran saya gitu, ya kayanya ini FajRi ini sengaja ngalah kali ya kok gimana, supaya rankingnya turun, jadi gak kebeban lagi,” ungkapnya.

Meski hanya sebatas pendapat pribadi saja, Chris berharap mind set seperti itu tak di pasang duet Fajar/Rian. Mengingat, keduanya juga harus belajar dari pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang semula berstatus duet terlama di peringkat satu dunia.

Marcus/Kevin berada di peringkat 1 sejak 29 September 2017 hingga 19 September 2022. Artinya, hampir lima tahun mereka bertakhta sebagai raja di ganda putra.

“Harapannya FajRi turun jangan terlalu jauh, harapan lainnya dengan turunnya itu mainnya jadi normal lagi, sampai saya suka kepikiran gitu. Masalahnya lebih kepada non teknis, pressure,” beber sosok pemegang titel juara dunia di dua nomor, ganda putra dan ganda Campuran tersebut.

Back to top button