Market

Faisal Ungkap Kemenkeu Era Sri Mulyani Terlalu Istimewakan STAN

Ekonom senior UI Faisal Basri mengkritis Kementerian Keuangan era Sri Mulyani yang begitu ‘mendewakan’ lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Seolah, alumni dari universitas di luar STAN, lebih buruk.Ekonom senior UI Faisal Basri mengkritis Kementerian Keuangan era Sri Mulyani yang begitu ‘mendewakan’ lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Seolah, alumni dari universitas di luar STAN, lebih buruk.

Dikutip dari sebuah wawancara dari sebuah stasiun televisi nasional, Jakarta, Senin (3/4/2023), Faisal menyebut Kemenkeu saat ini telah gagal menampung orang-orang terbaik di Indonesia. Hampir semua pejanat di Kemenkeu itu, adalah tamatan dari 1 perguruan tingi ternama, yakni STAN. Sehingga soliditas alumni atau corpnya kuat. Saya enggak pernah mendengar ada sesama orang STAN saling kritik,” ungkapnya.

Selain itu, kata Faisal, kementerian yang sangat strategis sekelas kemenkeu, jarang melakukan lelang jabatan. Walhasil, pejabatannya hanya itu-itu saja, muter-muter di situ. “Misalnya, bekas dirjen pajak menjadi irjen atau sekjen. Dirjen anggaran menjadi Dirjen Bea Cukai. Di situ-situ saja, muter-muter. Tampaknya kemenkeu memang tidak mau mencari orang terbaik di republik ini,” tuturnya.

Alhasil, lanjut Faisal, banyak masalah di lingkungan Kemenkeu. Dan, saat ini yang menonjol adalah Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Di sektor pajak, misalnya, penerimaan pajak Indonesia tergolong jeblok. “Di era Jokowi, tax ratio atau nisbah pajak, jeblok terus. Kecuali 2021 karena ada tax amnesty. Selain itu, dari 143 negara, posisi Indonesia (penerimaan pajak) nomor 134. Temannya Liberia, Afrika-afrika itu, Sudan,” ungkapnya.

Selanjutnya, Faisal menyebut posisi menteri keuangan adalah menteri yang kekuasaannya terbesar alias powerfull. Agak berbeda dengan kementerian lainnya. Punya wewenang dana yang super jumbo, bisa melakukan diskresi untuk memotong anggaran atau mencoret usulan anggaran. “Artinya, menkeu harus jadi rem. Justru bahaya kalau ngegas, atau makin longgar (utang) maka bisa masuk jurang kita semua,” ungkapnya.

Back to top button