Market

Erick Thohir Targetkan Merger BTN Syariah dan Muamalat Kelar Sebelum Presiden Ganti


Peleburan BTN Syariah dan Bank Muamalat diharapkan bisa rampung di kuartal II/2024. Aksi korporasi itu mendapat apresiasi dari sejumlah analis. Karena bakal melanjutkan tren positif Bank BTN.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir berharap, peleburan (merger) antara BTN Syariah dengan Bank Muamalat, diharapkan rampung sebelum pergantian presiden di Oktober 2024.

“Muamalat dan BTN Syariah kalau bisa digabungkan targetnya Maret, April, atau Mei 2024, intinya sebelum Oktober 2024,” kata Erick, dikutip Rabu (21/2/2024).

Erick mengatakan, langkah ini merupakan bagian dari upaya Kementerian BUMN mendorong ekonomi syariah bisa ‘lari cepat’ di Tanah Air. Sehingga pemerintah menginisiasi munculnya bank syariah lain yang mampu menjadi pesaing bagi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (Persero/BSI).

Asal tahu saja, saat ini, BSI menjadi satu-satunya bank syariah berskala besar di Tanah Air. Bank ini, merupakan gabungan dari tiga bank syariah BUMN yang remsi terbentuk pada 3 tahun lalu. Kinerjanya mencatatkan pertumbuhan kinerja yang mewarnai industri perbankan syariah.

“Itulah kenapa saya ajak bicara Pak Hery [Direktur Utama BSI], kita juga akan melakukan perbaikan kepada Bank Muamalat bersama BTN Syariah. Pak Hery bilang ke saya, bagus pak biar kalau latihan olahraga ada lawan tanding,” kata Erick.

Sebelumnya, Erick menyampaikan bahwa Kementerian BUMN sudah melakukan diskusi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Menteri Agama terkait peluang kerja sama antara BTN Syariah dengan Bank Muamalat.  

Menurut Erick, penggabungan dua bank tersebut memiliki peluang besar untuk masuk ke dalam jajaran 10 bank syariah terbesar di dunia. Dia pun memperkirakan pembahasan final terkait merger antara BTN Syariah dan Muamalat akan selesai pada Maret 2024.

Adapun, Bank hasil merger antara BTN Syariah dan Bank Muamalat bakal menjadi salah satu bank syariah dengan aset jumbo pada kisaran Rp120-an triliun.

Hingga akhir 2023, aset BTN Syariah sebesar Rp54,29 triliun, sementara aset Muamalat pada kisaran Rp66,2 triliun pada kuartal III/2023.

Sucor Sekuritas dalam riset terbarunya menyebutkan merger BTN Syariah Muamalat bakal rampung pada kuartal II/2024. Aset BTN Syariah yang telah mencapai Rp54 triliun pada 2023 diwajibkan regulator untuk melakukan spin off dalam waktu 2 tahun ke depan.  

“BBTN melihat sinergi yang menjanjikan dengan bank muamalat khususnya dengan memanfaatkan struktur pendanaan muamalat yang kuat dan murah, bersamaan dengan BTN Syariah yang kuat dalam pembiayaan KPR,” tulis Sukor Sekuritas dalam risetnya.

Di sisi lain, OCBC Sekuritas menyebut kinerja BBTN pada 2024 bakal tetap mengilap. Pada 2023, kinerja positif Bank BTN 2023 melampaui ekspektasi sejumlah sekuritas.

Di mana, BBTN menutup tahun 2023 dengan raihan laba bersih Rp3,5 triliun, naik 14,97 persen secara tahunan atau year on year/yoy).  

Tim riset OCBC Sekuritas yang meliputi Budi Rustanto dan Farrell Nathanael mengatakan, capaian itu melebihi perkiraan yang sebesar 110,7 persen, atau perkiraan konsensus pasar sebesar 107,7 persen.

Pendapatan bunga bersih BBTN turun 10,4 persen (yoy), menjadi Rp13,43 triliun pada 2023, disebabkan oleh melonjaknya biaya dana lantaran ketatnya likuiditas.

 

Back to top button