News

Dukung Kebrutalan Israel, Presiden Komisi Eropa Dijuluki ‘Ibu Genosida’


Anggota Parlemen Eropa asal Irlandia, Clare Daly, mengkritik Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen atas sikap perempuan itu terhadap serangan Israel yang nyaris tanpa henti di Jakarta Gaza. Daly pun menjuluki von der Leyen sebagai ‘Ibu Genosida’.

Ucapan Daly di Parlemen Eropa tersebut menjadi viral setelah dia menuduh Ketua Komisi Eropa itu mengesampingkan kebijakan luar negeri untuk ‘mendukung rezim apartheid yang brutal’.

Dia mengatakan von der Leyen ‘naik ke tampuk kekuasaan tanpa satu suara pun dari warga negara, dan dalam dua bulan terakhir menggerebek serta mengambil alih dan merusak kebijakan luar negeri pemerintah terpilih’.

Itu semua, menurut Daly, dilakukan von der Leyen untuk menyemangati rezim apartheid brutal yang ia sebut sebagai ‘demokrasi yang dinamis’ namun menghancurkan keberadaan anak-anak.

“Ya Tuhan, dengan para pembela demokrasi seperti itu, saya pikir saya berbicara mewakili banyak warga Eropa ketika saya mengatakan ‘Tidak, terima kasih!’ Tidak, terima kasih, Ibu Genosida,” kata Daly.

Sebelumnya pada November, Daly juga mengkritik von der Leyen karena tidak menyerukan gencatan senjata di Gaza. Anggota parlemen tersebut memperingatkan bahwa ‘Itu bukan sekedar genosida Israel’, tapi Eropa juga.

Von der Leyen telah dikritik atas dukungannya yang tanpa syarat kepada Israel serta keengganannya menyerukan pengendalian diri di Gaza.

Israel menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.

Gempuran Israel telah menewaskan sedikitnya 20.915 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta melukai 54.000 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.

Adapun sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza. Setengah dari perumahan di wilayah pesisir rusak atau hancur.

Selain itu, hampir dua juta orang mengungsi di wilayah padat penduduk tersebut –yang berada dalam keadaan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

 

Back to top button