Relawan Garda Matahari menyinggung isu kecurangan yang berpotensi terjadi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Potensi kecurangan itu sepatutnya dilawan demi menghindari pertikaian di tengah masyarakat.
“Kami akan mengawasi dan menolak praktik kecurangan pemilu serta kampanye hitam guna menghindari konflik dan polarisasi masyarakat,” kata Koordinator Nasional Garda Matahari Azrul Tanjung saat deklarasi dukungan kepada pasangan Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan-Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar (AMIN) di Jakarta, Jumat (17/11/2023).
Azrul menjelaskan, pihaknya juga berkomitmen menolak narasi negatif seperti fitnah, ujaran kebencian, dan hoaks yang berpeluang merusak demokrasi.
Lebih lanjut, Azrul memastikan, selain siap memenangkan pasangan AMIN, Garda Matahari juga menyanggupi untuk mengawal terwujudnya pilpres yang damai, aman, dan berkualitas dengan mempertahankan prinsip-prinsip politik akal sehat.
“Pemilu 2024 harus mengedepankan politik gagasan yang bermoral dan bermartabat serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945,” ujar Azrul menegaskan.
Sebelumnya, Azrul mengemukan soal upaya Relawan Garda Matahari membidik 80 persen suara pemilih dari organisasi kemasyarakatan (ormas) Muhammadiyah untuk pasangan AMIN. Hal ini terungkap seiring komitmen kelompok relawan itu mendukung pasangan AMIN di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Walaupun Garda Matahari tidak mengatasnamakan Muhammadiyah, tapi para aktivis Muhammadiyah bergabung di dalamnya,” kata Koordinator Nasional Garda Matahari Azrul Tanjung dalam deklarasi Relawan Garda Matahari di Gedung Joeang’45, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/11/2023).
Dia menjelaskan, total ada sekitar 60 juta warga Muhammadiyah di Indonesia. Terkait wilayah, pemilih berlatar Muhammadiyah sekitar 60-70 persennya berada di Pulau Sumatera, Jawa dan Banten. Azrul mengeklaim sebagian besar para aktivis Muhammadiyah telah bergabung bersama relawan Garda Matahari.
