News

Dua Pekan Berlalu, Apa Kabar Dugaan Kebocoran Data Pemilih?


Sudah dua pekan berlalu, tapi dugaan kebocoran data pemilih masih gelap. Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Betty Epsilon Idroos mengaku bahwa pihaknya saat ini masih melakukan investigasi dengan Mabes Polri soal dugaan adanya kebocoran data pemilih KPU.

Ia mengatakan bahwa pihaknya dengan BSSN dan Mabes Polri telah melakukan mitigasi dan investigasi terkait kedalaman informasi dugaan bocornya data KPU tersebut.

“Beberapa hari lalu kami sudah melakukan koordinasi di Oakwood antara BIN BSSN dan Mabes cyber, dan menyimpulkan bahwa saat ini sedang kerja-kerja investigasi oleh Mabes,” kata Betty kepada wartawan, Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Betty menjelaskan sejak pihaknya mendapatkan kabar terkait itu KPU langsung berkomunikasi dengan satgas pengamanan.

“Jadi dari 27 sampai 30 November, itu hampir tiap hari Jumat, Sabtu, Minggu, teman-temab BSSN dan kemudian Mabes melakukan kerja-kerja sesuai fungsinya. KPU sendiri belum bisa komentar apa-apa karena kami menghargai mereka kerja sampai kemudian menemukan hasilnya,” jelas dia.

KPU belum bisa memastikan apakah dugaan bocornya data pemilih tersebut benar merupakan data yang KPU miliki. “Kesimpulan saat ini, boleh ditanya ke mabes, memang belum bisa dikatakan itu data KPU atau tidak. Karena masih diinvestigasi dan memerlukan waktu untuk mencari siapa hackernya, seberapa banyak, kapan, bagaimana, itu kita lihat dan belum bisa disimpulkan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Juru bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra menjelaskan bahwa pihaknya sudah menyerahkan laporan hasil investigasi dan forensik digital soal dugaan bocornya data pemilih ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Polri.

Laporan itu diserahkan pada Sabtu (2/12/2023) pukul 11.00 WIB. Ariandi juga mengatakan bahwa hasil tersebut merupakan laporan tahap awal. “Laporan yang diserahkan oleh BSSN terkait dengan dugaan kebocoran data yang ada di KPU merupakan hasil analisis dan forensik digital dari sisi aplikasi dan server untuk mengetahui root cause dari dugaan insiden yang terjadi,” jelas Ariandi dalam keterangannya diterima Inilah.com, Minggu (3/12/2023).

Back to top button