Market

Dua Faktor Ini Bisa Pengaruhi BI Tahan Suku Bunga

Analis pasar modal mengingatkan faktor nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang stabil dan laju inflasi yang melemah bisa mempengaruhi keputusan Bank Indonesia (BI) terhadap suku bunga acuan pada pekan ini.

meminta para investor untuk memperhatikan kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuannya dan data pertumbuhan kredit perbankan pada pekan ini.

“Keputusan BI menjadi perhatian investor. Seiring cukup stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan inflasi yang cenderung turun, diprediksi akan membuat Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen,” ujar Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Mino seperti mengutip Antara, Senin (22/5/2023).

Sementara untuk data pertumbuhan kredit perbankan, ia menyebut kredit perbankan tumbuh 9,93 persen year on year (yoy) pada Maret 2023. Artinya kucuran ini lebih rendah dibandingkan 10, 64 persen (yoy) di bulan Februari 2023.

“Pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh naiknya kredit investasi yang tumbuh 11,40 persen (yoy) dan kredit modal kerja serta konsumsi yang masing-masing tumbuh 9,52 persen dan 9,20 persen (yoy),” jelas Mino.

Ia menyebut para investor juga perlu memperhatikan sentimen dari mancanegara, di antaranya, perkembangan harga komoditas, perkembangan perundingan batas atas utang Amerika Serikat (AS) dan Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes.

Sepanjang pekan lalu, Mino menjelaskan, terdapat tiga sentimen negatif yang membuat IHSG berada di zona merah. Sentimen tersebut di antaranya, kembali berlanjutnya pelemahan sebagian besar harga komoditas. Kedua, melambatnya kenaikan harga properti residensial. Untuk sentimen ketiga berupa ketidakpastian terkait plafon utang di AS.

“Sebagian besar harga komoditas pada perdagangan pekan lalu kembali melemah dipicu oleh beberapa faktor, antara lain data ekonomi China yang lebih rendah dari ekspektasi, ketidakpastian debt ceiling (plafon utang) di AS, dan menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama lainnya,” ujar Mino.

Sementara itu, sentimen positif yang menjaga IHSG pada pekan lalu, di antaranya kembali surplusnya neraca perdagangan, yang mana neraca perdagangan kembali surplus sebesar 3,94 miliar dolar AS pada April 2023, atau meningkat dari sebelumnya sebesar 2,83 miliar dolar AS.

Selain itu, terjadi aksi beli investor asing senilai Rp0,4 triliun di pasar reguler, setelah sebelumnya dalam dua minggu berturut-turut asing mencatatkan aksi jual bersih.

Back to top button