Market

Ditjen Bea Cukai Bongkar Asal Barang Impor Murah Rugikan UMKM

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan ada lima negara terbesar asal barang impor harga murah yang masuk ke Indonesia. Impor paling besar berasal dari China.

“Dari kegiatan importasi melalui barang kiriman ini kami mencatat 5 besar atau top five 5 besar asal barang. Didominasi tetap dari China, Hongkong, Singapur, Jepang, dan Amerika Serikat,” kata Direktur Teknis Kepabeanan, Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu, Fadjar Donny Tjahjadi dalam “Diskusi Melindungi UMKM dari Serbuan Produk Impor” di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Kamis (12/10/2023).

“Ini yang setidaknya kecenderungannya di tahun 2021, 2022, dan 2023. Memang peringkat yang paling tinggi berdasarkan nilai devisa impor itu, impor dilakukan melalui China,” sambungnya.

Dia memastikan telah terjadi peningkatan impor barang kiriman sejak tahun 2021. Di mana sebagian besar barang kiriman hasil perdagangan penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik (PPMSE) atau E-Commerce sebesar lebih dari 90 persen.

Jika dilihat dari statistik devisa impor, barang kiriman pada tahun 2021 tercatat China tercatat di posisi pertama dengan nilai devisa impor mencapai USD 186,9 juta atau 24,9 persen.

Lalu disusul oleh Hongkong dengan nilai devisa impor sebesar USD 123,7 juta (16,5 persen), Singapura senilai USD 97,2 juta (13 persen), Jepang USD 53,8 juta (7,2 persen), dan Amerika Serikat senilai USD 51 juta (6,8 persen).

Sementara itu, pada tahun 2022, impor tertinggi masih diduduki oleh China dengan nilai devisa impor mencapai USD 151,2 juta (21,4 persen). Kemudian, Hongkong USD 120 juta (17 persen), Singapura USD 112,5 juta (15,9 persen), Jepang USD 63,1 juta (8,9 persen), dan AS USD 51,4 juta (7,3 persen).

Sedangkan hingga 31 Mei 2023, China masih menduduki sebagai negara asal impor tertinggi dengan nilai devisa impor mencapai USD 61,9 atau setara dengan 24,3 persen.

“Kemudian Hongkong USD 38,6 juta (15,2 persen), Singapur USD 36,6 juta (14,4 persen), Amerika USD 21,1 juta (8,3 persen), dan Jepang sebesar USD 18,1 (7,1 persen),” tandasnya.

Back to top button