Market

Jokowi Hingga Agus Gumiwang Komentari Tutupnya Sepatu Bata yang Legendaris


Kalau Anda punya sepatu Bata, berarti beruntung. Pasalnya, sepatu Bata yang masuk ke Indonesia pada 1931 itu, resmi bangkrut pada 30 April 2024.

Banyak spekulasi yang berkembang. termasuk gelapnya perekonomian di Indonesia berdampak kepada tumbangnya PT Sepatu Bata (BATA) Tbk, industri sepatu yang berumur 93 tahun itu.

Namun, Presiden Jokowi buru-buru membantah spekulasi tersebut. Dia bilang, tutupnya pabrik sepatu Bata karena efisiensi. Atau gara-gara kalah bersaing dengan produk baru.

“Kalau masalah pabrik (sepatu Bata) yang tutup, sebuah usaha itu naik-turun, karena kondisi. Mungkin karena efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal,” kata Jokowi usai meresmikan IDTH di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) Tapos, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5/2024).

Dia bilang. tutupnya PT Sepatu Bata Tbk itu, tidak menggambarkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Alasannya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,11 persen secara tahunan (year on year/yoy) di triwulan I-2024.

Jokowi menilai, pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,11 persen itu, justru menumbuhkan optimisme di tengah resesi global yang terjadi saat ini. “Tapi yang jelas secara makro, perkembangan ekonomi kita sangat baik 5,11 (persen),” kata mantan Wali Kota Solo dan Gubernur Jakarta itu.

Sedangkan Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita meyakini PT Sepatu Bata Tbk, tidak bangkrut. Namun sedang menjalankan transformasi bisnis. Pada akhirnya akan kembali sehat dan beroperasi kembali.

“Mereka sedang melakukan transformasi bisnis dan menyesuaikan kegiatan bisnisnya agar lebih efisien. Kita ketahui bersama mereka telah menjual aset dalam rangka menjadikan perusahaan kembali sehat dan efisien,” kata Agus.

Sebelumnya, Director and Corporate Secretary BATA, Hatta Tutuko menyebut, penutupan pabrik di Purwakarta karena perusahaan tak mampu lagi melanjutkan produksi.

Hatta menjelaskan, permintaan pelanggan terus menurun dan produksi pabrik, jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan. Mau tak mau, pabrik pun terpaksa ditutup.

“Sepatu Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat,” kata Hatta, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada 2 Mei 2024.

 

 

 

 

 

 

 

Back to top button