News

Kubu Lukas Enembe Ajak KPK ke Papua Cek Kesehatan Gubernur

Kuasa hukum Gubernur Papua Lukas Enembe, Stefanus Roy Rening mendatangi Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (26/9/2022).

Hal itu dilakukannya untuk memberikan surat pemberitahuan bahwa Lukas tidak bisa menghadiri pemeriksaan yang dijadwalkan hari ini karena sakit.

“Saya ingin mendiskusikan kepada penyidik KPK agar bagaimana bisa memastikan karena ini menyangkut kepentingan publik supaya tidak ada seolah-olah bahwa ada rekayasa terhadap penyakit Pak Gub,” kata Stefanus di Gedung KPK, Senin (26/9/2022).

Dia mengaku ingin mengajak tim dokter KPK untuk melihat kondisi kesehatan Lukas Enembe di Jayapura, Papua.”Saya tidak mau narasi-narasi yang dibangun publik seolah-olah bahwa jangan sampai ada kesan bahwa kami menghalang-halangi penyidikan,” tegasnya.

Dengan mendatangkan tim dokter KPK ke Jayapura, Stefanus menilai proses hukum bisa dipastikan dan langkah-langkah selanjutnya bisa diputuskan.

Sebelumnya, Stefanus mengungkapkan kondisi kesehatan Lukas Enembe. Dia mengatakan kliennya itu mengalami komplikasi yaitu gejala gagal ginjal, kebocoran jantung, diabetes, dan hipertensi.

Diketahui, KPK menetapkan Lukas Enembe sebagai tersangka kasus dugaan korupsi beberapa waktu lalu.

KPK belum menyampaikan rincian kasus yang menjerat Lukas tetapi sempat menyinggung adanya dugaan penyalahgunaan dana otonomi khusus (otsus).

Politikus Partai Demokrat itu juga telah dicegah bepergian ke luar negeri selama enam bulan terhitung sejak 7 September 2022 hingga 7 Maret 2023.

KPK menjadwalkan pemeriksaan kedua terhadap Lukas sebagai tersangka pada hari ini, tetapi Lukas dipastikan tidak akan hadir karena alasan kesehatan.

Lembaga antirasuah belum lama ini mengungkapkan bakal mengembangkan kasus dugaan suap dan gratifikasi yang diduga dilakukan Lukas yang mengarah pada dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Hal itu dilakukan KPK dalam menindaklanjuti informasi mengenai transaksi perjudian di sebuah kasino oleh Lukas sebesar Rp560 miliar.

Back to top button