News

Di Forum Pemred, Airlangga Tegaskan Politik Persatuan Jadi Kunci Menjaga Indonesia

Pers sebagai pilar keempat dalam demokrasi, telah berperan besar dalam pembangunan negara, dan sejarah mencatat peran pers yang sangat besar ini. Dengan demikian pers mempunyai tanggung jawab besar untuk membangun optimisme masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pada penyelenggaraan acara 10 tahun Forum Pemred (Pemimpin Redaksi), Presiden Joko Widodo mengajak pers agar terus menjaga hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar, menghadirkan pemberitaan yang berdasarkan karya jurnalistik berkualitas, serta memerangi hoaks dan fitnah yang dapat memecah belah bangsa.

Presiden juga berpesan agar pers dapat terus menjaga komitmennya dalam menjaga independensi dan kebebasan pers.

Melalui kegiatan yang mengusung tema “Memajukan Pers, Menyatukan Bangsa” yang berlangsung pada Jumat (5/8/2022) tersebut, Forum Pemred mengundang sejumlah tokoh nasional yang selama ini telah menjadi newsmaker yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

Dalam forum tersebut, Airlangga memaparkan soal pertumbuhan Indonesia saat ini yang mulai tumbuh. Angka pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan dengan negara lain.

“Pertumbuhan ekonomi kita extraordinary dan mampu mencapai 5,44%, lebih baik dari banyak negara lainnya. Hal tersebut dapat kita capai, karena kita menangani COVID-19 dengan jalur yang berbeda dari negara lain,” ungkap Menko Airlangga saat menyampaikan gagasannya.

Melalui kebijakan “Gas dan Rem” yang diambil pemerintah, di mana sektor produktif dan manufaktur tetap beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan, dan penanganan dilakukan dalam satu komando yang melibatkan Pemerintah (Pusat dan daerah), TNI, dan Polri, sehingga Indonesia berhasil mengendalikan pandemi COVID-19.

Airlangga menambahkan, Indonesia juga sadar bahwa salah satu kunci ekonomi terkait dengan perdagangan internasional dan kelancaran pasokan barang, dengan menerapkan kebijakan perdagangan bebas dan  multilateralisme.

“Itu yang menjaga pertumbuhan ekonomi kita selama 2,5 tahun pandemi ini, dan hari ini juga pertumbuhan ekspor kita luar biasa, sudah 26 bulan berturut-turut Neraca Perdagangan kita mengalami surplus. Neraca Perdagangan kita di Semester I 2022, surplus US$24,9 miliar atau dua kali lipat dari Semester I 2021 yang sebesar US$11,8 Miliar,” jelas Airlangga.

Menurutnya, kondisi ini hanya bisa dicapai dengan konsesus dan komitmen politik persatuan, politik yang mempersatukan semua komponen bangsa, sehingga periode yang sangat penting dan krusial ini bisa dilalui dengan baik.

Indonesia ingin menjadi bangsa yang sejahtera, mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebelum masuk periode “Aging Society”.

Untuk Itu, perlu dibangun sistem politik yang menyatukan, bebas dari politik identitas, sehingga Indonesia bisa menyelesaikan berbagai tantangan global dan dinamika  permasalahan di masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga mengharapkan agar Forum Pemred bisa terus membangun narasi positif dalam pemberitaan, untuk menjaga optimisme masyarakat atas kemampuan Indonesia dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang terbaik di tengah berbagai tantangan global.

Dengan demikian media mempunyai tugas untuk ikut serta mengambil peran besar dalam membangun Indonesia yang lebih baik.

Pandemi COVID-19 dan berbagai krisis yang dihadapi saat ini, telah mengajarkan kepada Indonesia bahwa dalam menghadapi mega-krisis ini, kita mutlak harus bersatu. Kerjasama yang erat dengan seluruh pemimpin dan komponen masyarakat Indonesia, bersama-sama dalam menangani krisis, dan “Satu Komando” menjadi sangat penting.

Seperti yang telah dilakukan selama lebih 2 tahun ini, kerja sama yang sangat baik antara Pemerintah Pusat, Daerah, dan TNI-Polri, bersama-sama menangani COVID-19.

“Dengan Satu Komando ini, Indonesia bisa mengendalikan pandemi COVID-19 dan mendorong pemulihan ekonomi.” tegas Airlangga.

Salah satu hal terpenting untuk Indonesia ke depan adalah meningkatkan kualitas SDM Indonesia, sebagai kunci dan faktor utama  yang menentukan persaingan di tingkat global. Indonesia akan menikmati bonus demografi di mana sekitar 191 Juta penduduk usia produktif akan menjadi faktor keunggulan Indonesia, terutama di periode tahun 2025-2035. 

Juga pentingnya mendorong digitalisasi, terutama the man behind digitalisasi, yakni talenta-talenta digital yang dimiliki Indonesia. Tantangan perekonomian ke depan adalah mempersiapkan tenaga kerja yang berkualitas dan berdaya saing, dan siap memenuhi kebutuhan untuk the future of works. Untuk itu, Indonesia telah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen.

Untuk meningkatkan kualitas SDM, tidak hanya sektor pendidikan, tetapi juga sektor kesehatan dan perlindungan sosial menjadi perhatian Pemerintah dan mendapatkan alokasi yang sangat besar di APBN kita.

“Terakhir, tentu kita harus mendorong bahwa pembangunan kita perlu mengkapitalisasi politik persatuan. Semua hanya bisa terjadi kalau seluruh komponen bangsa kita bersatu. Ke depan, kita akan mengembangkan yang namanya “Indonesia Sehat”. Sehat manusianya, sehat ekonominya, dan sehat buminya,” tutup Airlangga.

Turut hadir dalam kesempatan ini antara lain Menteri Perindustrian, Ketua KPU (Komisi Pemilihan Umum), Ketua Umum Kadin, Ketua Umum Pengurus Besar NU, Sekretaris Umum Muhammadiyah, dan Sekretaris Jenderal MUI serta para Tokoh Media Nasional.

Back to top button