News

Deteksi Banjir, BPBD Cirebon Pakai Teknologi FEWS

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Jawa Barat segera menerapkan teknologi Flood Early Warning System (FEWS) untuk membantu mendeteksi dan memberikan peringatan dini potensi banjir.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Cirebon Andi Wibowo mengatakan alat sensor itu nantinya dipasang di Sungai Kedung Menjangan, sehingga memungkinkan pihaknya memantau ketinggian air pada sungai tersebut.

“Sebenarnya banjir ini bukan sepenuhnya disebabkan curah hujan, tapi ada yang karena air kiriman dari hulu ke hilir, kemudian masuk ke pemukiman warga (yang dekat sungai),” katanya.

Adapun cara kerja teknologi FEWS cukup sederhana, yakni saat ketinggian air melebihi batas minimum sensor tersebut akan memberikan informasi dalam bentuk sinyal.

BPBD Kota Cirebon kemudian bisa langsung menyebarkan informasi kepada masyarakat melalui sarana media sosial hingga saluran grup pada aplikasi WhatsApp terkait dengan potensi banjir.

“Jadi kami bisa mendeteksi lebih cepat soal potensi banjir, mengingat sejumlah daerah di Kota Cirebon masuk kategori rawan banjir kiriman akibat air dari hulu dan curah hujan tinggi,” ujarnya.

Dengan adanya peringatan dini ini masyarakat di daerah rawan banjir bisa bersiap-siap untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Andi menyebutkan ada durasi sekitar satu jam setelah informasi diterima, sehingga warga memiliki kesempatan untuk berkemas dan menyelamatkan barang berharga sebelum terjadi banjir.

“Jika bencana banjir terjadi, masyarakat sudah mampu mengantisipasi. Intinya waktu yang ada harus dimanfaatkan sebaik mungkin,” katanya.

Dia menambahkan sensor alat itu juga akan mengirimkan sinyal pemberitahuan kepada personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) di kelurahan, supaya mereka bisa mempersiapkan peralatan untuk penanganan banjir sampai menentukan lokasi pengungsian.

“Kami juga nantinya bisa terjun langsung membantu masyarakat ke tempat pengungsian yang lebih aman dan layak,” pungkasnya.

Back to top button