Market

Desain Longspan LRT Jabodebek Aman, Tetapi Jangka Panjang Bahaya

Polemik tentang longspan LRT Jabodebek yang menghubungkan Gatot Subroto dan Rasuna Said yang dibela Presiden Joko Widodo tetapi memiliki risiko bila diteruskan ke depan.

Pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah menegaskan dalam jangka pendek belum menyimpan risiko terhadap keselamatan penumpang. Meskipun penilaian Wamen BUMN, Kartika Wirjoatmodjo terhadap jembatan lengkung panjang tidak ada yang mendukung.

“Saya melihat jangka pendek ini tidak terlalu bahaya. Tapi untuk jangka panjang fatal itu. Karena kan kalau sudah salah desain maka salah konstruksi semua kan, jadi otomatis membahayakan penumpang,” tegasnya kepada inilah.com, Rabu (9/8/2023).

Sebelum Presiden Jokowi melaksanakan uji coba LRT Jabodebek, Wamen Tiko, sapaan akrab Kartika Wirjoatmodjo menyebut longspan LRT Jabodebek yang menghubungkan Gatot Subroto dan Rasuna Said, salah desain. Tetapi usai menyusuri lintasan LRT tersebut meminta semua pihak untuk memahami sebagai proyek pertama anak bangsa.

“Kelihatannya ada, human error di situ sehingga ada desain yang dibelokkan. Mungkin karena kepentingan anggaran atau mengifensiensi anggaran atau apa gitu kan. Betul, mungkin itu juga (karena adanya gedung perkantoran disekitarnya),” jelas Trubus lagi.

Skibat tidak dites sudut kemiringannya. Akibatnya, kereta (LRT) tidak bisa melaju dengan kecepatan tinggi saat melintasi jembatan tersebut. Artinya, harus ada pengereman yang berarti tidak efisien.

Dengan polemik ini, Trubus mengharapkan tidak ada masalah ke depan. Pemerintah harus mengambil langkah preventif dengan melakukan komunikasi antara pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta.

“Memang pro kontra ini luar biasa, karena kejadian ini kok bisa, ini kan masalah pengawasan di awal konstruksi, tingkat perencanaannya yang harusnya matang. Dan itu kan anggaran-anggaran negara,” tegasnya.

Sementara Menteri PUPR Basuki Hadomuljono menilai sebaliknya. Bahwa desain tersebut tak ada salah dalam konstruksi longspan LRT Jabodebek. Jika lengkungan dipanjangkan, maka akan menabrak gedung dan hotel-hotel yang berada di sekitarnya.

“Kalau di tikungan itu 20 kilometer per jam ya wajar, kan. Mau kecepatan berapa lagi? Wong di lurus saja cuma 30-40 kilometer per jam,” kata Menteri Basuki.

Dalam hal ini, Trubus mengakui sebagai karya anak bangsa maka perlu dibanggakan. Tetapi bila ternyata berbahaya maka harus dilakukan perbaikan.

“Kan belum ada korban toh, harus diperbaiki. Jadi yang lebih baik dan bijaklah ya, siapkan saja lagi anggaran oleh pemerintah pusat dan daerah menyiapkan anggaran untuk perbaikan pembenahan lagi, gitu saja,” katanya.

Pemerintahan Jokowi yang di akhir maka kerjanya menjadi dilema. Masuk ke tahun politik maka konsentrasi lebih fokus ke penerus pemerintahan dan jaminan diteruskannya berbagai proyek infrastruktur saat ini.

“Ada potensi (fokus pindah ke politik) tetapi Proyek Strategi Nasional itu kan banyak ya. Khawatir juga presiden berikutnya tidak akan melanjutkan,” tegasnya.

Dengan polemik ini, rencana pengoperasian LRT Jabodebek mengalami penundaan. Bahkan kesempatan masyarakat mengikui uji coba moda transportasi ini menjadi tidak jelas.

Rencana operasional komersial proyek yang memakan nilai investasi hingga Rp32,5 triliun masih menunggu kepastian teknis dan keselamatan beroperasi.

Back to top button