News

Curhatan Mahasiswa Korban Ferienjob di Jerman, Kerja Angkat Paket hingga 40 Kg


Seorang mahasiswa korban program Ferienjob di Jerman asal Universitas Jambi (Unja) berinisial N, curhat soal keluh kesahnya menjalani program magang yang diduga jadi modus perdagangan orang.

Selama magang di Jerman, N mengaku bekerja tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya di Jambi.

“Saya selama magang mengaku menjadi kuli panggul perusahaan logistik di Kota Bremen, Jerman bukan magang di tempat yang sesuai ilmu yang dituntutnya selama kuliah di salah satu fakultas di Unja,” kata N kepada media, di Jambi Selasa (26/3/2024).

Selama tiga bulan bekerja di Jerman hanya menjadi kuli angkat paket di perusahaan logistik internasional.”Kerjaan kami cuma jadi kuli angkat paket, mobil kontainer datang kita bongkar dan kita naikan conveyor,” kata mahasiswa Unja yang ikut program Ferienjob itu.

Selain itu, ada juga mahasiswa yang pekerjaannya memindahkan dari conveyor dimasukkan ke mobil container untuk didistribusikan.

“Itulah kerjaan kami, cewek cowok tidak ada perbedaan, paket itu ada yang seberat 30-40 kg, dan kami di sana diawasi pengawas dan tidak boleh saling membantu,” katanya. Banyak mahasiswa yang jatuh sakit pada minggu pertama bekerja menjadi kuli angkut di perusahaan Jerman.

“Intinya magang di sana tidak sesuai ekspektasi kami, walaupun pihak agensi sudah mengatakan bahwa kami magang untuk pekerjaan nonskill cuma kalau kerjaan seperti tidak masuk akal,” katanya.

Saat penandatangan kontrak kerja pada 16 Oktober 2023 mahasiswa tidak diperbolehkan untuk menerjemahkan kontrak kerja.”Kami tidak diberikan waktu untuk membaca atau mentranslate kontrak kerja, mereka maunya cepat, padahal kontrak kerjanya tebal,” katanya lagi.

Sementara itu dari pihak Universitas Jambi sampai saat ini berjanji akan memberikan keterangan resmi terkait sejumlah mahasiswanya yang ikut program program Ferienjob di Jerman yang kasusnya sedang ditangani Mabes Polri atas kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Back to top button