News

Cuek soal Salam Empat Jari, Gibran: Saat Debat Juga Dua Lawan Satu


Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengomentari soal munculnya salam empat jari yang merupakan simbol anti Prabowo-Gibran. Ia mengaku tidak masalah dengan hal itu.

Diketahui, salam empat jari merupakan gabungan dari pasangan nomor urut 1 Anies-Muhaimin (AMIN) dengan paslon nomor 3 Ganjar-Mahfud Md. Gibran pun mempersilakan masyarakat yang menilai penggabungan dua paslon tersebut.

Menurut Gibran, masyarakat juga bisa melihat bagaimana dirinya menghadapi cawapres nomor urut 1 dan nomor urut 3 di debat keempat pilpres, Minggu (21/1/2024) lalu.

“Kalau ada gabungan antara satu dan tiga ya monggo, kan warga juga bisa lihat kemarin debat saya juga dua lawan satu,” katanya Gibran, Senin (29/1/2024).

Akan tetapi Gibran mengatakan munculnya salam baru ini tentu akan membuat bingung masyarakat, sebab publik hanya mengetahui bahwa pasangan calon yang berkompetisi di Pilpres 2024 adalah tiga pasang bukan empat.

“Apa itu empat jari? Satu plus tiga itu empat. Empat jari. Warga tambah bingung nanti, jadi bingung empat jari,” ujar Gibran santai.

Sebelumnya, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran merespons soal adanya kampanye salam empat jari yang mengajak para masyarakat untuk tidak memilih pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, munculnya gerakan tersebut menandakan ciri-ciri orang mau kalah.

“Kalau saya lihatnya begini ya, politik ini kan saya kan pernah ikut berkompetisi juga Ketika dulu waktu saya menjadi ketua umum, ciri-ciri kalau orang mau kalah, itu selalu hati gelisah membuat deadlock,  macem-macem,  membuat forumnya tidak berjalan, pilpres atau pilpada” ujar Bahlil kepada wartawan, Jakarta, Senin (29/1/2024).

Bahlil mengatakan upaya tersebut juga terlihat dari adanya pemakzulan presiden Joko Widodo (Jokowi). “Pertama pemakzulan, gak jalan, yang kedua,  mundur, tidak juga, gak dijalanin.Isu ketiga sekarang 4 jari, atau pilih nomor 4, ya biasa aja itu ciri-ciri yang sudah hati lagi galau,” katanya.

Namun, Bahlil mengaku pihaknya tak ingin ambil pusing soal permasalahan tersebut. Kata dia, paslon nomor 2 fokus berpikir untuk masa depan bangsa.

“Dulu orang bilang etik, dulu orang bilang macem-macem, tapi berpikir apa? survei sudah menggambarkan 50 persen, tapi survei bukan dari dalam negeri, dari luar negeri,  jadi rakyat ini tidak bisa lagi digitu-gituin,” ucap dia.

Back to top button