News

CSIS: Misinformasi Sudah Mulai Menyasar Capres dan Penyelenggara Pemilu

Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan misinformasi jelang pemilu sudah mulai mencuat ke permuakaan.

Menurutnya sudah terlihat di tengah masyarakat beberapa isu yang terkategori misinformasi, bahkan beberapa di antaranya menyasar kandidat calon presiden (capres) dan lembaga penyelenggara pemilu.

“Seperti isu tentang Anies Baswedan menjadi tersangka mengenai pembangunan Jakarta Internasional Stadium (JIS), Ganjar didiskualifikasi Bawaslu, Ganjar terlibat BTS, dan Gibran Laporkan Anies ke KPK,” ungkap dia dalam diskusi bertajuk ‘Potensi Penyebaran Misinformasi dalam Pemilu 2024’ di Jakarta Pusat, Rabu (12/7/2023).

Selain itu, isu lain yang disebut misinformasi juga menyasar penyelenggara pemilu dan lembaga TNI-Polri, seperti pencurian Formulir C1 untuk Pemilu 2024, Pemilu 2024 hasilnya sudah diketahui, TNI/Polri rapatkan barisan dukung Ganjar.

“Ada pula misinformasi yang beredar mengenai Warga Negara Asing (WNA) asal China yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), dan sudah memiliki KTP-el,” ujar dia.

Meski isu-isu tersebut telah menyeruak ke permukaan, Arya memperkirakan belum ada hoaks yang kuat jelang Pemilu 2024. “Operasi penyebaran gangguan informasi sudah terjadi, namun hingga saat ini belum ada isu yang diperkirakan akan kuat, dan masih nano-nano,” kata Arya.

Dia menyebut isu hoaks itu meningkat seiring dengan berjalannya tahapan Pemilu 2024. Arya juga memprediksi isu berisi hoaks akan meningkat setelah 25 November atau setelah adanya pasangan calon presiden dan wakil presiden yang definitif. “Pembicaraan soal pemilu dan capres diperkirakan akan meningkat, begitu juga penyebaran gangguan informasi,” tutur dia.

Back to top button