News

Cerita Justyn Vicky yang Tewas Tertimpa Barbel: Lebih Suka Bola daripada Binaraga

Binaragawan sekaligus influencer Justyn Vicky tewas usai tertimpa barbel seberat 210 kilogram di salah satu gym di Bali.

Berita kematian Vicky ramai jadi sorotan setelah videonya viral di media sosial.

Pria 33 tahun bernama asli Herman Fauzi itu, akhirnya dimakamkan di tanah kelahirannya di Desa Ajung, Kecamatan Kalisat, Jember.

Muhammad Saleh, pelatih gym Vicky menceritakan awal-awal sang atlet menggeluti dunia olah tubuh di Bali.

“Dia sebenarnya lebih suka sepak bola, bukan binaraga,” kata Saleh saat bercerita kepada wartawan, dikutip Senin (24/7/2023).

Saleh ingat betul pertamakali mengenalkan dunia binaraga ke Vicky pada tahun 2010. Saleh melihat ada tekad kuat pada sosok Vicky.”Kalau maunya dia merah, ya dijalani sama dia. Apapun rintangannya,” ungkapnya.

Vicky sempat menikah dan memiliki satu anak. Belakangan dia berpisah dengan sang istri. Semula dia bekerja sebagai tukang pangkas rambut di Bali.

Tiga belas tahun silam, Herman berpamitan untuk merantau dan mencari kerja di Bali. “Mungkin mencari kerja di sini (Jember) sulit,” kata Saleh.

Namun di Bali, ia menjumpai peruntungannya. Bekerja di The Paradise Bali Gym, dia berprestasi dengan menjuarai International Fitness and Bodybuilding Federation 2018.

Nama Herman pun berubah menjadi Justyn Vicky dan menjuarai kejuaraan angkat beban 65 kilogram dan meramaikan kontes Ultimate Body Contest pada 2011.”Dia sosok yang jadi contoh rekan-rekannya di sini,” ungkapnya.

Sabtu (15/7/2023), takdir tak bisa ditampik. Herman berlatih squat-press dengan barbel seberat 210 kilogram di The Paradise Bali. Besi barbel itu diletakkan di bawah leher dalam posisi duduk.

Namun Vicky gagal berdiri karena beratnya beban. Dia kembali terduduk dengan posisi bagian leher belakang tertekan barbel. Asisten yang membantunya pun ikut terjatuh karena kehilangan keseimbangan.

Leher Vicky patah dan saraf vital yang menghubungkan jantung dan paru-parunya rusak. Kawan-kawannya segera melarikannya ke rumah sakit. Dokter memutuskan ia harus segera dioperasi. Namun nyawanya tak tertolong.

Sang ibu, Sia (51), menceritakan detik-detik dirinya melakukan video call dengan sang anak saat di rumah sakit, sesaat sebelum ajal menjemput.

“Bu, Ibu kangen?” tanya Vicky kepada sang Ibu yang kaget melihat sang anak terbaring di rumah sakit.

“Saya habis kecelakaan di gym. Leher saya patah tulang,” ucap Vicky menjelaskan kondisinya.

Mendengar itu, Sia menangis.”Sudah, Bu. Jangan menangis. Ibu berdoa saja. Saya mau operasi. Bilang ke Pakde,” pinta Vicky.

Sia akhirnya berangkat ke Bali untuk menemui Vicky yang tak sadarkan diri usai operasi. Tanggal 17 Juli atau dua hari berselang, Vicky dinyatakan meninggal dunia. Sia harus menahan pedih kembali ke Jember bersama jenazah sang anak.

Back to top button