Market

Catatan Ekonom Senior: Dua Kebohongan Sri Mulyani

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mencatat dua dugaan kebohongan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. Yakni soal utang mendorong pertumbuhan ekonomi, serta subsidi energi Rp502 triliun.

Dikutip dari Youtube Bincang Gerakan Bhineka Nasionalis (GBN) yang dipandu budayawan Eros Djarot, Sabtu (17/6/2023), Anthony mengatakan, utang itu adalah kebijakan fiskal yang sifatnya residu. Artinya, sangat bergantung situasi dan kondisi terkini. Ketika anggaran defisit maka harus menambah utang baru. Kejadinnya seperti saat pandemi COVID-19, pemerintah perlu dana besar untuk mendorong daya beli, sehingga harus menambah utang.

“Banyak yang merasa heran, utang kok bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sri Mulyani sebagai ekonom dan menteri terbaik, seharusnya paham. Utang tidak berkorelasi langsung dengan pertumbuhan ekonomi. Kalau kondisinya saat pandemi, konsumsi jatuh, maka pemerintah harus menambah utang untuk bantu rakyat. Jadi, tidak mungkin ekonomi tumbuh dari utang. Itu menyesatkan dan kebohongan Sri Mulyani,” terang Anthony.

Kebohongan kedua, lanjut Anthony, Sri Mulyani pernah menyampaikan bahwa anggaran subsidi energi sebesar Rp502 triliun, bakal jebol bila harga bahan bakar minyak (BBM) tidak naik. Mendengar itu, Anthony kaget dan melakukan perhitungan.

Hasilnya, Anthony yakin pernyataan Sri Mulyani yang disampaikan pada Agustus 2022 itu, salah dan mengandung kebohongan. Setelah dihitung, besarnya subsidi energi (BBM, LPG 3kg dan listrik) hanya  Rp134,03 triliun, bukan Rp502 triliun.

“Saat itu saya bilang, ini kebohongan publik. Kemudian saya sempat diserang melalui twitter oleh stafsus Sri Mulyani. Saya sampaikan data, dia terpojok. Minta sata berdiskusi dengan bagian fiskal. Sebagai orang yang bertanggung jawab, saya layani. Dengan syarat harus terbuka. Saya sampaikan bahwa BBM naik seperti sekarang ini, kenaikan fiskalnya hanya Rp31,8 triliun. Kalau ada kenaikan permintaan paling nambahnya Rp19 triliun. Nambahnya kecil ketimbang risiko yang harus dihadapi. Harga barang naik atau inflasi, dan jumlah orang miskin naik,” tuturnya.

Selanjutnya, Eros Djarot yang dikenal dekat dengan Ketum PDI Perjuangan, Megawati itu bertanya kepada Anthony. Apa tujuan, kalau benar, Sri Mulyani melakukan kebohongan itu? Lugas saja, Anthony menjawab, pembenaran terhadap policynya.

“Pernyataan Sri Mulyani terkait utang meningkatkan ekonomi, tujuannya ya apalagi kalau bukan pembenaran kebijakan utang selama dia menjabat. Atau ingin menggambarkan perekonomian saat ini baik-baik saja. saya bukan orang yang anti utang, tetapi semuanya harus terukur. karena bebannya untuk generasi masa depan,” tuturnya.

Back to top button