Market

BUMN ID FOOD Ungkap Problem Kelola Pasokan Bawang Merah

Salah satu BUMN pangan, ID FOOD menyatakan keberadaan gudang penyimpanan menjadi penting untuk mencegah kelangkaan dan lonjakan harga bawang.

Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID FOOD, Holding BUMN Pangan, Frans Marganda Tambunan menjelaskan salah satu tantangan utama yang dihadapi komoditas bawang merah adalah fluktuasi harga. Ciri khasnya, harganya murah saat musim panen dan terus naik setelah satu bulan usai panen.

Mungkin anda suka

Oleh karena itu, pihaknya sangat membutuhkan fasilitas penyimpanan berkapasitas besar untuk menjaga ketersediaan stok bawang merah.

“Harus ada pihak yang offtaker (pemasok) dan menyimpan bawang merah untuk dikeluarkan saat off season (bukan musim panen),” ujar Frans dalam keterangannya resminya di Jakarta, Selasa (9/1/2024).

Ia menambahkan, ID FOOD bekerja sama dengan beberapa pihak untuk membuat konsep agar bawang merah tetap terjaga pasokannya dan harga tetap stabil walau bukan musim panen.

Menurut Frans, hasil panen raya bisa disimpan sebagian dalam gudang khusus dan didistribusikan ke daerah-daerah yang kekurangan bawang merah. “Disimpan di control room storage. Kemudian dengan data yang kita dapat dari Bapanas (Badan Pangan Nasional), atau Bank Indonesia, nanti kita bisa mobilisasi bawang dari daerah surplus ke defisit,” kata Frans.

Menurut Frans, setiap provinsi harus memiliki gudang hub untuk bisa saling mengisi kekosongan komoditas tertentu, sehingga pasokan dapat terus terjaga dan terjadi kestabilan harga.

“Kita harus punya beberapa hub, misal bawang merah, tidak hanya hub di Brebes, harus ada di Sumatera, Sulawesi agar bisa mewakili atau mengcover, beberapa daerah yang tiap tahun rata-rata kapan mereka membutuhkan,” ucap Frans.

Berbeda dengan bawang merah yang hampir seluruhnya diproduksi di dalam negeri, bawang putih masih bergantung pada impor.

Menurut Frans, kondisi iklim di Indonesia cukup menantang untuk menanam bawang putih, meskipun beberapa daerah seperti Tegal, Temanggung, dan Nusa Tenggara Barat telah berhasil melakukannya.

Meski begitu, para petani diharapkan masih tetap menanam bawang putih sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

Frans menyatakan ketika membahas tentang bawang putih, mungkin agak sulit untuk sepenuhnya menghentikan impor. “Namun, setidaknya, kita memiliki tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor,” tuturnya.

Back to top button