News

Bocah Keturunan Palestina Tewas Ditikam 26 Kali Buntut Sentimen Perang Hamas-Israel

Suasana di masjid di Bridgeview, barat daya Chicago, AS sangat tegang namun penuh hormat pada Senin (16/7/2023) waktu setempat, saat jemaah dan komunitas setempat berkumpul untuk Salat Jenazah dan upacara pemakaman Wadea Al-Fayoume, bocah berusia 6 tahun yang tewas secara tragis.

VOA mewartakan, Wadea Al-Fayoume meninggal dalam kondisi yang mengerikan, ditikam sebanyak 26 kali di apartemen yang disewa keluarganya. Ibunya, Hanaan Shahin, 32 tahun, juga menderita luka tikaman tetapi saat ini dalam kondisi stabil di rumah sakit. Joseph Czuba, pelaku berusur 71 tahun, telah ditangkap dan didakwa atas berbagai tuduhan, termasuk pembunuhan tingkat pertama dan kejahatan rasial.

Menurut kepolisian, serangan ini bukanlah tindak kekerasan acak; ini adalah tindakan yang disengaja dan dipicu oleh kebencian terhadap agama dan etnisitas korban. 

Pelaku terang-terangan menyatakan bahwa serangannya adalah respon terhadap konflik antara Israel dan Hamas—sebuah pernyataan yang menggambarkan betapa masalah internasional dapat memiliki dampak langsung pada kehidupan warga negara Amerika.

Presiden Joe Biden juga telah angkat bicara tentang tragedi ini. Dalam sebuah tweet, ia menyatakan, “Tindakan kebencian terhadap keluarga Muslim Palestina tidak mempunyai tempat di Amerika.”

Menurut Ahmed Rehab, direktur eksekutif The Chicago office of the Council on American-Islamic Relations, Wadea dan ibunya adalah penyewa di rumah milik pelaku. 

Mereka menjadi korban serangan brutal ini setelah pelaku mengetuk pintu apartemen mereka dan langsung melakukan penyerangan.

Meskipun fokus utama adalah pada tragedi yang menimpa keluarga Al-Fayoume, kejadian ini juga memicu kekhawatiran di antara komunitas Yahudi di Amerika. Beberapa sinagog telah meningkatkan keamanan mereka sebagai tindakan pencegahan.

Tragedi ini adalah peringatan keras tentang betapa kebencian dan intoleransi dapat meracuni komunitas dan mempengaruhi kehidupan nyata. Ini juga menyoroti bagaimana permasalahan internasional, seperti konflik Israel-Palestina, bisa meresap ke dalam dinamika sosial Amerika, mempertegas pentingnya dialog dan diplomasi dalam mengatasi masalah ini.

Back to top button