Hangout

Bintang ‘Saving Private Ryan’ Kritis, Penderita Aneurisma Otak Sulit Tertolong?

Bintang di film Saving Private Ryan, Tom Sizemore tengah menderita kritis akibat penyakit aneurisma otak yang dideritanya. Keluarga Tom Sizemore dikabarkan sedang mempertimbangkan keputusan tersulit menyangkut nyawanya. Apakah penyakit ini sangat membahayakan jiwa?

“Dokter memberi tahu keluarga tidak ada harapan lebih lanjut dan merekomendasikan perawatan end of life (EOL),” kata Charles Lago manajer Sizemore, seperti diberitakan Variety, Senin (27/2/2023).

Tom Sizemore kritis karena menderita aneurisma otak sejak 18 Februari lalu. Charles Lago mengungkapkan kondisi stagnan sang aktor berdasarkan pemeriksaan dokter. “Keluarga sekarang memutuskan terkait perawatan end of life care (EOLC).”

Variety menyebutkan aktor yang kini berusia 61 itu ditemukan di rumahnya di Los Angeles dalam kondisi tak sadarkan diri sekitar pukul 02.00 waktu setempat dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Tom Sizemore muncul sebagai aktor Hollywood pada 1990-an. Ia sangat terkenal ketika berperan sebagai Sersan Teknis Mike Horvath dalam film perang 1998 Steven Spielberg, Saving Private Ryan, yang dinominasikan untuk film terbaik di Academy Awards.

Ia juga tampil sebagai pemeran pendukung dalam banyak film, seperti Point Break dan Wyatt Earp. Sizemore pada 1990-an juga bekerja dengan banyak sutradara, seperti Michael Mann, Martin Scorsese, Peter Hyams, Carl Franklin, Oliver Stone, Ridley Scott dan Michael Bay.

Apa itu EOLC? EOLC merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan dukungan dan perawatan medis yang diberikan kepada pasien dalam menghadapi akhir hayatnya. Jangka waktu perawatan jenis ini sulit diprediksi, beberapa orang mungkin hanya menerima perawatan akhir hidup dalam hitungan minggu atau hari terakhir mereka. Dan yang lain mungkin memiliki perawatan akhir hidup lebih lama.

Perawatan akhir hidup bertujuan untuk membantu pasien hidup senyaman mungkin di waktu yang tersisa. Ini dapat melibatkan, mengelola gejala fisik, membantu tugas sehari-hari, seperti mencuci atau berpakaian, memberi dukungan emosional, berbicara tentang kebutuhan dan keinginan pasien, termasuk apa pun yang perlu diketahui keluarga dan teman. Termasuk mendapatkan dukungan praktis dengan hal-hal seperti membuat surat wasiat atau dukungan keuangan.

Bahaya aneurisma otak

Aneurisma otak merupakan tonjolan atau pembengkakan di pembuluh darah di otak. Aneurisma sering terlihat seperti buah beri yang tergantung di batangnya. Aneurisma otak bisa bocor atau pecah, menyebabkan pendarahan ke otak (stroke hemoragik).

Paling sering, pecahnya aneurisma otak terjadi di ruang antara otak dan jaringan tipis yang menutupi otak. Mengutip Mayo Clinic, jenis stroke hemoragik ini disebut perdarahan subarachnoid. Aneurisma yang pecah dengan cepat mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan medis segera.

Namun, sebagian besar aneurisma otak tidak mengalami pecah, tidak menimbulkan masalah kesehatan, atau menimbulkan gejala. Aneurisma seperti itu sering terdeteksi selama tes untuk kondisi lain. Perawatan untuk aneurisma otak yang tidak pecah mungkin sesuai dalam beberapa kasus guna mencegah pecahnya di masa depan.

Masih mengutip Mayo Clinic, gejala-gejala dari penyakit ini berbeda-beda tergantung aneurismanya, apakah aneurisma pecah, aneurisma bocor atau aneurisma tidak pecah. Untuk aneurisma pecah, gejala utama yang dirasakan adalah sakit kepala parah yang tiba-tiba. “Sakit kepala ini sering digambarkan sebagai sakit kepala terparah yang pernah dialami,” ungkap Mayo Clinic.

Selain sakit kepala parah, tanda dan gejala umum dari pecahnya aneurisma meliputi mual dan muntah, leher kaku, penglihatan kabur atau ganda, kepekaan terhadap cahaya, kejang, kelopak mata yang terkulai, penurunan kesadaran, dan kebingungan.

Sementara aneurisma bocor dalam beberapa kasus dapat mengeluarkan sedikit darah. Kebocoran ini dapat menyebabkan sakit kepala yang tiba-tiba dan parah. Sedangkan aneurisma otak yang tidak pecah mungkin tidak menimbulkan gejala, terutama jika kecil.

Namun, aneurisma besar yang tidak pecah dapat menekan jaringan otak dan saraf. Akibatnya kemungkinan menyebabkan nyeri di atas dan di belakang satu mata, pupil yang melebar, perubahan penglihatan atau penglihatan ganda, serta mati rasa pada satu sisi wajah.

Apakah bisa diobati?

Sebagian besar aneurisma tidak mengalami pecah, sehingga pengobatan hanya dilakukan jika risiko pecahnya sangat tinggi. Mengutip Pelayanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, faktor-faktor yang mempengaruhi rekomendasi untuk pengobatan di antaranya usia, ukuran dan posisi aneurisma, riwayat kesehatan keluarga, dan kondisi kesehatan lain yang dimiliki.

Rekomendasi perawatan biasanya juga melibatkan pengisian aneurisma dengan gulungan logam kecil (coiling) atau operasi terbuka untuk menutupnya dengan klip logam kecil (kliping bedah).

Teknik yang sama yang digunakan untuk mencegah pecah juga digunakan untuk mengobati aneurisma otak yang sudah pecah. Jika risiko pecahnya rendah, pasien harus melakukan pemeriksaan rutin untuk memantau penyakit aneurismanya. Pasien mungkin juga diberikan obat untuk mengurangi tekanan darah dan nasihat tentang cara-cara untuk mengurangi kemungkinan pecah, seperti berhenti merokok.

“Aneurisma otak bisa berkembang atau membesar. Apa yang menyebabkan melemahnya dinding pembuluh darah yang terkena aneurisma masih belum jelas, meskipun faktor risiko telah diidentifikasi,” ungkap NHS.

Risiko itu mungkin berasal dari kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, atau riwayat keluarga aneurisma otak. Dalam beberapa kasus, aneurisma dapat berkembang karena adanya kelemahan pada dinding pembuluh darah saat lahir.

Cara terbaik untuk mencegah aneurisma, atau mengurangi risiko aneurisma tumbuh lebih besar dan kemungkinan pecah, adalah dengan menghindari aktivitas yang dapat merusak pembuluh darah Anda. Hal-hal yang harus dihindari antara lain merokok, makan diet tinggi lemak, tidak mengontrol tekanan darah tinggi dan kelebihan berat badan atau obesitas.

Sulit untuk memperkirakan dengan tepat berapa banyak orang yang terkena aneurisma otak karena biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak terdeteksi. Beberapa ahli percaya angkanya bisa setinggi satu dari 20 orang, sementara yang lain berpikir angkanya jauh lebih rendah sekitar satu dari 100 orang.

Sementara jumlah penderita aneurisma yang pecah jauh lebih kecil. Hanya sekitar satu dari 15.000 orang yang mengalami pecahnya aneurisma otak di Inggris setiap tahunnya.

Back to top button