News

Bila Gagal Jadi Cawapres Prabowo, Cak Imin Disebut Tak Mati Angin

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin disebut memiliki tiga opsi jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Salah satunya menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) mendampingi bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto. Namun, apabila gagal, Cak Imin tak akan mati angin lantaran berpeluang mengambil peran besar dalam koalisi dengan Partai Gerindra maupun membentuk wadah kerja sama politik baru.

“Satu menjadi cawapres, dua menjadi partai yang punya peran sangat besar dalam koalisi, yang ketiga bikin koalisi baru. Tapi tiga yang saya sebutkan ini urutannya prioritas ya,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan dalam diskusi PKB mengenai langkah Cak Imin jelang Pilpres 2024 di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2023).

Djayadi menjelaskan, untuk menjadi bakal cawapres, hal ini bisa dilihat dari pihak mana yang menawarkannya kepada Cak Imin, apakah Gerindra atau PDIP. Namun, ia pesimis menyangkut soal penawaran itu.

“Masalahnya saya tidak yakin bakal ada yang duluan menawarkan dalam konteks itu. Karena buktinya misalnya di PDIP kata mba Puan ada lima cawapres,” ujar Djayadi memaparkan.

“Terus posisi Cak Imin di mas Ganjar hanya posisi dilamar, tidak bisa memaksa ‘ayo cepat lamar’. Dan yang melamar masih punya banyak calon, ya jadi masih cukup lama prosesnya,” kata dia menambahkan.

Selanjutnya mengenai pilihan kedua, Djayadi menilai dengan hubungan koalisi yang sudah berjalan selama 11 bulan dengan Partai Gerindra, tentu Cak Imin dapat mengambil peran lebih besar ketimbang pindah ke PDIP.

“Karena Cak Imin separuh koalisi. Karena tanpa PKB, Gerindra jadi tidak lengkap, karena itu perannya lebih besar di Gerindra. Jadi kalau ada pilihan kedua tidak jadi cawapres, tapi menjadi sponsoring political party, partai yang mensponsori kandidat,” terangnya.

Dengan kata lain, PKB kemungkinan tetap berkoalisi dengan Partai Gerindra. Pasalnya, partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu dinilai lebih memberi peran besar kepada PKB.

Sedangkan terkait opsi terakhir, ujar Djayani menambahkan, Cak Imin memang memiliki kesempatan membentuk koalisi baru. Sebagai contoh menggandeng Partai Golkar. Bila terbentuk, koalisi baru ini diyakini bakal memiliki peran lebih besar seiring kemungkinan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 diikuti tiga pasangan calon (paslon).

“Misalnya sama Golkar. Dugaan kita, kalau tiga-tiganya (paslon) maju, ada dua putaran kan, maka koalisi ini akan punya peran lebih besar dengan bernegosiasi untuk putaran kedua,” jelasnya.

“Siapapun pemenang di putaran pertama, akan perlu NU, akan perlu PKB, akan perlu Jawa Timur dan Jawa Tengah,” ujar Djayadi menambahkan.

Back to top button