Market

BI Coba Tolong Rupiah dari Level Terendah Sejak Januari 2023

Nilai tukar rupiah yang sudah berada di level Rp15.600 per USD, jauh di bawah level yang dijanjikan Jokowi saat kampanye pilpres periode pertama di bawah Rp10.000 per dolar AS, telah memicu BI untuk melakukan intervensi.

Bank Indonesia (BI) telah masuk ke pasar valuta asing untuk mengelola pasokan dan permintaan dolar AS di tengah gejolak pasar yang telah membuat mata uang rupiah berada pada level terlemah sejak Januari 2023.

Kepala Manajemen Moneter BI, Edi Susianto mengatakan kenaikan imbal hasil obligasi dan arus keluar modal dari negara masih dapat dikelola. Namun bank sentral terbuka terhadap kemungkinan membeli obligasi untuk mengelola imbal hasil.

“Kami tetap hadir di pasar untuk memastikan keseimbangan pasokan dan permintaan valuta asing sehingga membangun kepercayaan pasar,” kata Edi, seperti mengutip dari channel news asia, Selasa (3/10/2023).

Mata uang Garuda masih terus terdepresiasi pada Selasa, 3 Oktober 2023, mencapai level terlemahnya sejak 6 Januari sebesar Rp15.610 per USD. Sementara itu, imbal hasil obligasi acuan 10 tahun naik hingga 7,050 persen, tertinggi sejak Maret.

Faktor Risiko dari AS
Pelemahan rupiah tersebut tersebut terkait dengan sentimen terhadap aset-aset berisiko akibat kebijakan moneter AS yang hawkish. Dia menambahkan BI akan terus memonitor pergerakan imbal hasil US Treasury.

Negara-negara emerging market Asia lainnya juga diperdagangkan pada posisi terendah dalam beberapa bulan. BI akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter selama dua hari pada 18-19 Oktober 2023.

Padahal pemerintah Indonesia sudah menaikkan suku bunga sebesar 225 basis poin antara Agustus 2022 hingga Januari tahun ini untuk melawan inflasi dalam negeri. Namun sejak itu tetap bertahan dalam setiap tinjauan kebijakan bulanannya karena inflasi telah kembali ke target awal.

Back to top button