Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo melakukan pertemuan dengan Tim Ad Hoc PBSI untuk Olimpiade 2024 Paris pada Rabu (7/2/2024).
Tak sendirian, kunjungan Dito ke Pelatnas PBSI Cipayung juga ditemani Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia untuk Olimpiade 2024 Paris, Anindya Bakrie.
Pertemuan itu kata Dito dalam rangka meninjau kesiapan para atlet menuju panggung Olimpiade 2024 mendatang. Apalagi setelah dibentuknya Tim Ad Hoc pada Desember 2023 lalu.
“Ya kami hari ini bertemu para stake holders bulu tangkis, sekaligus melihat persiapan atlet menuju Olimpiade Paris, pasca-terbentuknya Tim Ad Hoc Olimpiade,” kata Dito saat dihubungi wartawan, Rabu.
Pesta multievent Olimpiade 2024 terus terhitung mundur. Namun sorotan tajam terus menghantui atlet Merah Putih lantaran hasil yang belum menjanjikan di empat turnamen di awal tahun 2024.
Tercatat Indonesia baru meraih satu gelar dari empat turnamen BWF tahun 2024. Empat turnamen tersebut ialah Malaysia Open, India Open, Indonsia Masters, dan Thailand Masters.
Satu gelar datang dari sektor ganda putra atas Anam Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin di Indonesia Masters 2024
Situasi seperti ini tentu menjadi alarm bagi bulu tangkis Indonesia menjelang Olimpiade Paris 2024 yang akan berlangsung pada 26 Juli-11 Agustus 2024.
Menilik catatan tersebut, Dito pun berharap Tim Ad Hoc dapat melakukan evaluasi segera, agar tradisi emas Indonesia di Olimpiade dapat dipertahankan.
“Tentu saya berharap tim Ad Hoc dapat mengembalikan prestasi bulu tangkis indonesis di Olimpiade,” ungkap Dito.
Tim Ad Hoc Olimpiade 2024 tak punya banyak waktu guna memperbaiki dan membuka kans meloloskan sebanyak-banyaknya wakil ke Paris, Prancis.
Pasalnya perhitungan poin Olimpiade atau race to Olympic akan berakhir pada 28 April 2024.
Yang terhitung aman saat ini ialah tunggal putra (Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie), tunggal putri (Gregoria Mariska Tunjung), ganda putra (Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto), ganda putri (Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti).
