Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat tewas mengenaskan dengan lesatan tujuh peluru yang bersarang di tubuhnya akibat ditembak Richard Eliezer dan Ferdy Sambo di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) lalu.
Yoshua semula merupakan sopir dan ajudan Ferdy Sambo yang tak bakal menyangka saat diperbantukan sebagai sopir istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi justru menemui ajalnya dengan tragis. Padahal, tugas Brigadir J hanya mendampingi aktivitas Putri Candrawathi sebagai Bendahara Umum Bhayangkari atas perintah Ferdy Sambo.
Hal ini terungkap dari keterangan Putri saat bersaksi untuk terdakwa Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (12/12/2022).
“Yoshua saya kenal tahun 2019, tepatnya Desember sebagai driver suami saya. Kebetulan saya Bendahara Umum Bhayangkari jadi ada aktivitas ke kantor Bhayangkari, jadi Pak Ferdy Sambo menunjuk dek Yoshua sebagai driver saya,” kata Putri.
Disebut, Brigadir J telah diperbantukan menjadi sopir Putri Candrawathi sejak Oktober 2021 sampai di hari nyawanya direnggut paksa Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022).
“Kurang lebih 2021 Oktober. (Sampai Juli 2022) iya yang mulia,” ucapnya.
Lebih lanjut, Brigadir J juga ditugaskan untuk menjalin komunikasi dengan staf Bhayangkari untuk mengatur lalu lintas keuangan Bhayangkari. Maka, Brigadir J juga dibebankan tugas menjadi penerima laporan keuangan Bhayangkari.
“Karena Yoshua ini berhubungan dengan staf Bhayangkari untuk menerima laporan keuangan yang di mana setiap minggunya saya harus tandatangan, saya juga harus mengembalikan laporan itu kepada ibu Kapolri,” terangnya.
Tak hanya itu, beban kerja Brigadir J semakin berat karena ditugaskan juga mengatur kas operasional rumah tangga keluarga Ferdy Sambo dengan panggilan istilah karungga atau kepala rumah tangga.
“Dan juga Yoshua membantu kas operasional rumah tangga. Mohon izin yang mulia, mungkin ADC yang menyatakan Yosua karungga karena membantu kas operasional untuk pengadaan rumah tangga dikelola Yosua mungkin atas dasar itu mereka menyebutnya karungga,” tuturnya.
