Market

Masyarakat Ekonomi ASEAN Mulai Evaluasi Tahap Kedua, Tentukan Peta Jalan 10 Tahun ke Depan

Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono menyebut bahwa dalam pertemuan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah memasuki sepuluh tahun kedua, ada pembahasan mengenai evaluasi.

“MEA evaluasi tahap kedua, yang 2015 ke 2025 (pada) tahapan ini. Jadi 2025, dua tahun lagi itu tinggal ketetuaan tahun depan (di) Laos, terus (di) Malaysia,” jelas Djatmiko di Padma Hotel, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (17/8/2023).

“Jadi tahun ini dan tahun depan masa yang critical untuk ASEAN menentukan peta jalan 10 tahun ke depan mau seperti apa, tahun depan sih persisnya, tapi tahun ini sudah dimulai,” lanjutnya.

Ia menyatakan akan ada evaluasi bagaimana melihat keadaan dalam 10 tahun kemarin terkait dengan implementasi dan integrasi ekonomi di ASEAN.

“Itu berjalannya seperti apa, hasilnya apa, catatannya bagaimana, kurangnya dimana, apa yang perlu ditambahin, dan sebagainya, tapi tidak selesai sekarang,” ucap dia.

“Karena menurut targetnya selesai tahun depan dan ditargetkan disepakati atau di endorse kepala negara itu, di tahun 2025 untuk 10 tahun ke depan hingga 2035,” sambungnya.

Tentunya hal ini menjadi begitu penting bagi Indonesia khususnya, karena dengan adanya bonus demografi, untuk menuju Indonesia emas 2045 Indonesia harus mampu memainkan peran pada momentum kritis tersebut hingga 2038.

“Jadi kita juga memandang ini penting, bagaimana Indonesia bergerak secara individu dan bergerak bersama-sama ASEAN supaya selaras, itu juga penting,” kata Djatmiko.

Tak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya Indonesia bagi ASEAN, begitu pula sebaliknya.

“Kalau tadi makin penting Indonesia buat ASEAN, ya makin penting. Sudah pasti. Buat ASEAN Indonesia lebih penting tidak? Lebih penting lagi, sudah pasti itu jawabannya. Kalau tidak ada Indonesia ya tidak ada ASEAN lah pasti, bubar,” terangnya.

Ia menyatakan bahwa Indonesia menjadi begitu penting bagi ASEAN, karena merupakan bagian terbesar dari ASEAN itu sendiri.

“Sehingga harus berada di depan untuk bisa memastikan ASEAN. Ini tetap dinamis, tetap progresif, tetap inklusif dan tetap bermanfaat buat masyarakat ASEAN,” pungkas Djatmiko.

Back to top button