Market

Banyak Anak Muda Bokek Terjerat Paylater Macet, OJK: Terancam Gagal KPR


Mungkin tak banyak yang tahu, banyak anak muda atau generasi-Z dibelit paylater macet. Akibatnya, mereka masuk Bank Indonesia (BI) Cheking yang menyulitkan mendapat kredit pemilikan rumah alias KPR.

Tampaknya banyak generasi Z dan milenial Indonesia, benar-benar bokek, sehingga tak mampu membayar cicilan paylater.

Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Friderica Widyasari Dewi dalam Edukasi Keuangan bagi Pelajar Tingkat SMA/Sederajat di Jakarta Selatan, Senin (22/1/2024).

“Ada suatu bank bilang, di kredit perumahan untuk masyarakat, banyak anak muda yang tidak bisa KPR karena mereka sudah nyangkut di paylater (Buy Now Pay Later/BNPL),” kata Kiki, sapaan akrabnya.  

Suka atau tidak, kata Kiki, saat ini, banyak pengajuan KPR dari anak muda yang ditolak bank. Pemicunya ya itu tadi, riwayat kredit macet di paylater.

“Anak muda jadi sulit mengajukan KPR karena ada utang yang tak terbayar di layanan paylater. Padahal, besaran paylater yang macet itu, tidak besar-besar amat. Sekitar Rp300 ribu hingga Rp500 ribu,” jelas Kiki.

Sebelumnya, Pefindo Biro Kredit atau Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP), menyatakan, nilai pinjaman BNPL per November 2023 mencapai  Rp28,22 trilliun. Naik 16,99 persen ketimbang November 2022 (year on year/yoy).

Demikian pula jumlah peminjam baru bertambah. Berdasarkan total akun kredit yang dibukukan pada November 2023, sebesar 37.642.662 akun paylater. Atau tumbuh 1,53 persen (yoy).

Terkait paylter macet, sebesar 5,31 persen masuk kategori gagal bayar (galbay), atau kredit bermasalah (nonperforming loan). Atau setara Rp1,12 triliun yang didominasi generasi Z dab milenial.

Masih kata Kiki, pada dasarnya. anak muda memiliki tingkat literasi yang baik. Namun, masih perlu adanya literasi keuangan secara digital. Celakanya, anak muda menggunakan layanan keuangan seperti pinjaman online (pinjol) dan paylater untuk kebutuhan konsumtif.

“Kadang cuma buat makan sama pacar, atau beli baju. Mereka tidak tahu kalau itu akan gulung menjadi utang yang mereka harus tetap bayar,” terang dia.

Adapun kredit macet juga akan pengaruh kepada anak muda yang ingin mencari kerja. Apalagi, pola rekrutmen pegawai baru saat ini, mensyaratkan kondisi keuangan pencari kerja. “Kami mengajak anak-anak bertanggung jawab secara keuangan,” tandas dia.

Berdasarkan survei Jakpat, aplikasi online survei ternama di Indonesia, terkait perilaku dan kebiasaan penggunaan aplikasi keuangan atau financial technology (fintech) di paruh kedua 2023, menemukan, satu dari empat orang, menggunakan paylater sebagai pilihan metode pembayaran.

Survei ini melibatkan Gen X, Milenial, dan Gen Z berfokus kepada tiga jenis pembayaran digital, yaitu e-wallet, paylater; dan pinjaman online (pinjol). 

Back to top button