Market

Bantah Bagi-bagi Cuan dari Proyek Rice Cooker, Kementerian ESDM Klaim Kurangi Impor LPG

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ngotot membagikan alat penanak nasi listrik atau rice cooker gratis pada akhir tahun ini. Tak peduli banyak kritik atas program ‘sinterklas’ ini. 

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu mengatakan, program pemberian alat memasak berbasis listrik (AML) berupa rice cooker itu, diyakini bisa mengurangi impor LPG yang saat ini membebani belanja subsidi di APBN.   

“Tujuan program ini adalah menjamin akses energi bersih yang terjangkau, andal dan berkelanjutan. Program ini juga untuk mengurangi impor LPG yang digunakan untuk memasak. Meningkatkan konsumsi listrik per kapita, serta mendukung teknologi memasak yang lebih bersih (lingkungan),” kata Jisman, Jakarta, Senin (9/10/2023).  

Program bagi-bagi rice cooker ini, diatur melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga. Sedangkan aturan turunannya adalah Petunjuk Teknis Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik (AML) melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 548.K/TL.04/DJL.3/2023.

Tahun anggaran 2023, Kementerian ESDM bakal membagikan rice cooker sebanyak 500.000 unit. Di sisi lain, program itu diharapkan dapat meningkatkan konsumsi listrik sekitar 140 gigawatt-hours (GWh) setara dengan kapasitas pembangkitan 20 megawatt (MW).

Selain itu, program bagi-bagi rice cooker berpotensi menghemat LPG sekitar 29 juta kilogram (kg), atau setara 9,7 juta tabung LPG 3 kg. “Program ini akan bermanfaat kepada pelanggan yang dapat menurunkan biaya sebagian memasak yang sebelumnya menggunakan LPG.

Untuk Pemerintah, program ini dapat mengurangi subsidi impor LPG 3 kilogram yang digunakan untuk memasak. Bagi PLN program ini dapat meningkatkan penjualan listrik,” kata Jisman.

Sebelumnya, pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengkritik keras program bagi-bagi rice cooker menjelang Pilpres 2024. Program ini, rentan diselewengkan untuk kepentingan politik dan tidak efektif mengurangi konsumsi LPG.

“Saya justru mencurigai, jangan-jangan permen ini adalah pesanan oligarki yang memperoleh hak untuk pengadaan dan membagikan untuk memperoleh cuan,” kata Fahmy.

Fahmy menjelaskan, dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga, nantinya akan ada perusahaan yang ditunjuk untuk melakukan pengadaan barang.

Dari penunjukan itu, kata Fahmy, nantinya perusahaan yang ditunjuk pasti akan mendapat orderan dan keuntungan yang besar. Terlebih, rice cooker ini direncanakan akan dibagikan kepada masyarakat 500.000 paket.

“Permen itu nanti pasti akan menunjuk perusahaan yang akan mengadakan dan mendistribusikan, kalau kemudian tidak ada manfaatnya, tujuannya tidak tercapai, lalu apa yang ingin dicapai? Maka kemudian muncul dugaan saya kemudian, jangan-jangan bagi-bagi tadi (rice cooker) hanya menguntungkan bagi perusahaan demi cuan tadi,” jelasnya.

Back to top button