Market

Bangun Infrastruktur dan Industri Strategis, Prabowo Ingin Ikuti India dan Turki


Terkait politik anggaran, Prabowo Subianto, calon presiden (capres) nomor urut 02, masih melihat adanya ruang untuk menggenjot belanja negara. Saat ini, rasio belanja negara terhadap produk domestik bruto (PDB), terendah di dunia.

“Saat ini, rasio belanja terhadap PDB kita, hanya 17 persen. Masih yang terendah di dunia. Kita ingin tingkatkan untuk mengembangkan industri strategis,” kata Prabowo dalam Dialog Bersama Kadin Indonesia, Jakarta, Jumat (12/1/2024).

Selanjutnya, Prabowo menyebut India dan Turki yang rasio belanja terhadap PDB-nya mencapai 28 persen. Saat ini, keduanya menggelontorkan anggaran besar untuk membangun industrinya. “Seharusnya kita bisa seperti India atau Turki. Kita bisa naikkan 11 persen belanja negara,” kata Prabowo.

Dengan asumsi PDB nasional mencapai US$1.500 miliar atau setara Rp23.338 triliun (kurs Rp15.560/US$), kenaikan belanja 10 persen dari PDB setara US$150 miliar atau Rp2.333,8 triliun. Sangat cukup untuk pembangunan infrastruktur dan penelitian industri strategis, seperti farmasi. “Di situ kita bisa bikin tambahan kilang-kilang petrokimia, pabrik-pabrik farmasi, dan sebagainya,” katanya.

Untuk mendongkrak rasio belanja negara itu, kata Prabowo, diperlukan pemimpin yang berani mengambil langkah politis. “Kalau kita presiden tapi kita tidak berani untuk melakukan hal-hal mendasar, kita tidak mungkin bisa terobos menjadi negara industri. Kita harus mandiri di semua sektor yang penting karena kita negara yang sangat besar,” sambungnya.

Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) 2022 Indonesia, sebesar Rp19.588,4 triliun. Dengan realisasi belanja pemerintah sebesar Rp3.090,8 triliun. Dan, rasio belanja terhadap PDB hampir 16 persen. 

Back to top button